TUBAN, Tugujatim.id – Sejak awal 2023 hingga bulan Mei ini, sebanyak 600 ekor sapi di Tuban, Jawa Timur, terserang Lumpy Skin Disease (LSD) yang disebabkan oleh Lumpy Skin Disease Virus (LSDV).
Meski demikian, sejauh ini dari data Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Peternakan (DP2P) Tuban tidak mencatat ada satu pun ternak yang mati.
Kondisi terparah terjadi salah satunya di Desa Gaji, Kecamatan Kerek, Tuban. Di desa tersebut, setidaknya ada 20 ekor sapi milik para peternak terserang LSD sejak dua pekan terakhir. Bahkan, beberapa sapi lainnya mengalami sekarat dan terbaring lemas, akibat penyakit yang disebabkan oleh virus ini.
Arif, salah satu peternak di desa setempat merasa resah dengan kembali mewabahnya LSD. Kendati telah dua kali disuntik oleh dokter hewan, namun sapi jenis limosin miliknya tetap sekarat. Padahal, berbagai upaya untuk menolongnya, baik memberikan jamu herbal maupun memanggil tenaga kesehatan hewan sudah dilakukan.
“Sudah 13 hari terkena LSD. Juga udah dua kali disuntik mantra. Sekarang malah sudah tidak bisa berdiri,” ucapnya.
Kepala DP2P Tuban, Eko Arif Yulianto menjelaskan bahwa virus LSD menyerang hampir seluruh wilayah di Tuban. Sementara hingga kini, pihak Pemkab Tuban belum mendapatkan vaksin untuk virus itu.
“Untuk LSD ini masih belum tersedia. Sehingga sampai bulan April 2023, LSD di Tuban mencapai 600 kasus. Sedangkan yang baru ada vaksinnya PMK,” ungkapnya.
Pemkab Tuban mengimbau kepada masyarakat, khususnya peternak sapi, agar selalu menjaga kebersihan kandang dan memberikan obat-obatan tradisional pada hewan. Pasalnya, penularan virus LSD didominasi dari gigitan nyamuk.
“Upaya pencegahan penyebaran virus dengan memberikan pengobatan dan penyemprotan disinfektan ke beberapa peternak kecil,” pungkasnya.