SURABAYA, Tugujatim.id – Peringatan Hari Lingkungan Hidup Internasional yang jatuh pada 6 Juni, sejumlah aktivis Surabaya yang tergabung dalam Ecologica Observation and Wetland Convervation (Ecoton) menggelar aksi teatrikal di depan Gedung Grahadi, Kota Surabaya, Selasa (06/06/2023).
“Aksi teatrikal Manusia Terlilit Sampah Plastik merupakan bentuk protes terhadap lemahnya peraturan dan penegakan hukum penggunaan plastik sekali pakai,” kata koordinator aksi Alaika Rahmatullah pada Selasa (06/06/2023).
Melalui data Making Oceans Plastic Free (2017), setiap tahun setidaknya Indonesia telah menyumbang sampah. Sebanyak 182,7 miliar kantong plastik dan 1.278.900 ton menghasilkan sampah plastik.
“Kantong plastik sekali pakai, sedotan, styrofoam, popok sekali pakai, dan kemasan seperti sachet yang tidak dapat diolah lagi. Sachet itu sangat bahaya karena memiliki beberapa lapisan tapi sering ditemukan banyak di sungai,” tambah Alaika.
Sementara itu, melalui hasil monitoring dan evaluasi Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik dan Ecoton (2023) peraturan pembatasan plastik sekali pakai di Jawa Timur dari 38 kabupaten/kota, saat ini baru diterapkan di 8 kabupaten/kota atau hanya 21 persen saja.
Untuk itu melalui aksi aktivis Surabaya ini, Ecoton mengajukan beberapa tuntutan kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur terkait penghentian penggunaan plastik. Pertama, membuat Peraturan Gubernur (Pergub) tentang pembatasan plastik sekali pakai. Kedua, memerintahkan bupati/wali kota di Jawa Timur untuk membuat peraturan pembatasan plastik sekali pakai melalui Perbup atau Perwali.
“Kami juga mendorong produsen untuk mencari solusi alternatif dengan cara meredesign kemasan dan penerapan proses distribusi melalui sistem refiil serta bertanggung jawab terhadap sampah plastik yang mencemari lingkungan.
Terakhir, aktivis Surabaya Ecoton ingin memberikan edukasi dan mengajak masyarakat untuk berhenti menggunakan plastik sekali pakai sebagai upaya melepaskan lilitan plastik di tubuh manusia.
Menurut pria yang akrab disapa Alex tersebut, saat ini kondisi manusia seakan-akan seperti terlilit oleh plastik di ruang sempit sehingga gerak untuk bebas dari ancaman polusi sangatlah minim. Melalui kampanye ini, dia berharap masyarakat lebih bijak dalam penggunaan plastik dan mulai menerapkan pola hidup zero waste.
“Harapannya, kami dapat memberikan edukasi kepada masyarakat untuk mau mengurangi, menerapkan perilaku pola hidup zero waste dalam hidupnya sendiri. Kemudian mau menyebarluaskan kepada saudara-saudara untuk tidak menggunakan plastik sekali pakai,” ujarnya.