MOJOKERTO, Tugujatim.id – Kasus pembunuhan siswi SMP di Kabupaten Mojokerto masih menyita perhatian publik. Terlebih, pelaku dan korban berstatus teman dan masih menempuh pendidikan di tempat yang sama. Karena itu, dosen Unim Mojokerto memberikan tips bagaimana memilih teman, khususnya di sekolah. Simak ya!
Dosen Unim Mojokerto M. Ali Rohmad mengaku prihatin dengan kejadian tersebut. Bahkan, menurut dia, tindakan-tindakan kekerasan masih sering terjadi pada anak usia sekolah. Mulai dari kekerasan fisik hingga kekerasan secara verbal seperti tindakan perundungan (bullying).
“Walaupun tidak terlihat secara fisik, bullying secara verbal juga dapat membahayakan jiwa korbannya seperti timbul trauma dan rasa tidak percaya diri untuk bergaul dengan orang lain. Sebuah hubungan yang sehat itu seharusnya tanpa ada tindakan semacam intimidasi, pengejekan, ataupun yang merujuk pada tindakan bullying,” kata Ali, sapaan M. Ali Rohmad kepada Tugu Jatim, Rabu (21/06/2023).
Also Read
Berdasarkan kasus pembunuhan siswi SMP di Mojokerto, Ali berharap, semua sektor turut aktif berperan baik dalam rangka perlindungan maupun penanganan.
“Fenomena kekerasan berujung pembunuhan seperti yang menimpa siswi di salah satu SMP di Mojokerto oleh teman sekelasnya sendiri itu telah membuat semua pihak kaget. Semua unsur harus mencegah, termasuk pemerintah ikut berperan. Berdasarkan UU Perlindungan Anak dan UU Kesehatan, penanganan anak tersebut harus dilakukan secara tuntas. Peran psikolog juga bisa dilibatkan,” beber doktor bidang pendidikan Islam ini.
Selain itu, menurut Ali, Sekolah Ramah Anak (SRA) perlu mendapat penguatan, terutama dari seluruh pihak yang berada dalam pusaran pendidikan, seperti lembaga dan masyarakat sekitar.
“Salah satunya lewat SRA. Namun, program sekolah ramah anak ini perlu dukungan berbagai pihak. Karena sekolah atau lembaga tidak bisa berjalan sendiri tanpa bantuan pihak lain seperti masyarakat,” tambah wakil ketua PC GP Ansor Kabupaten Mojokerto ini.
Karena itu, pengawasan perlu dilakukan tidak hanya oleh guru saja. Tapi, peran orang tua perlu dilibatkan secara maksimal.
“Tindakan kekerasan bisa saja terjadi di sekolah, bisa juga terjadi di luar sekolah. Maka orang tua dan guru serta sekolah dapat meningkatkan pengawasannya. Tidak hanya mengawasi kegiatannya, tapi juga mengawasi dengan siapa mereka bergaul,” tutur Ali.
Terkait tips memilih teman, Ali menyitir salah satu bait dalam kitab kuning.
“Dalam nadhom Alala yang berbunyi: fain kana dha syarrin wajannibhu syur’atan, fainkana dha khoirin faqorrinhu tahtadi (yen ono konco olo lakone ndang dohono, yen ono konco bagus enggal ndang kancanono). Artinya bila temannya (pergaulannya) tidak baik, maka jauhilah dia secepatnya, dan bila temannya (pergaulannya) baik, maka temanilah dia,” ujar alumnus doktoral UIN Walisongo Semarang ini.