BIMA, Tugujatim.id – Tim penenelitian dosen Universitas Negeri Malang (UM) berkontribusi dalam mengatasi permasalahan laut di Teluk Bima, Nusa Tenggara Barat.
Penelitian ini diketuai oleh Muhammad Al-Irsyad SKM MPH dan beranggotakan Prof Dr Ir Djoko Kustono MPd, Mika Vernicia Humairo SKM MPH, Anita Sulistyorini SKep MKes, Laura Fadillah Afni, Lanang Laksita Adji, dan Puspasari Meisya Dini.
Kegiatan ini melibatkan secara langsung tim dari BRIDA Kota Bima yaitu Asryadin SST MSi, tim dari Dinas Kesehatan Kota Bima yaitu Nahrio AMdKes SSos dan Muhammad Sidik SST MSi dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bima.

Sementara rangkaian aktivitas penelitian dikemas dengan judul “Model Reduksi Kadar COD, PO4, NO2-, NO3-, NH3 Pada Cemaran Limbah Teluk Bima Menggunakan Inovasi Ipomoea Aquatica, Pistia Stratiotes, Eichhornia Crassipes dengan EM4 Sebagai Bioremediator”.
Penelitian ini berangkat dari fenomena pencemaran laut di Teluk Bima yang terletak di Kota Bima dan Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, yang terjadi di 2022.
Akibat dari pencemaran laut ini, sebagian area dari Teluk Bima terlihat seperti gurun pasir jika dilihat dari kejauhan. Peristiwa ini cukup menggegerkan warga Bima dan sekitarnya.
Berdasarkan hasil beberapa studi dari uji laboratorium dan pemeriksaan lokal, diketahui pencemaran di Teluk Bima ini disebabkan oleh sea snots, ledakan jumlah metabolisme alga dan tumpahan minyak.
“Tentunya pencemaran ini sangat berdampak buruk bagi manusia dan organisme laut, menghambat transmisi cahaya matahari ke dalam laut, serta mempengaruhi peningkatan Chemical Oxygen Demand (COD) dan kadar fosfat,” kata Muhammad Al-Irsyad.
Berangkat dari permasalahan tersebut, tim penelitian Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan (IKM FIK) UM bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Daerah Kota Bima, Dinas Kesehatan Kota Bima, dan Dinas Kesehatan Kabupaten Bima untuk menyelesaikan masalah itu.
“Penelitian ini kami dilakukan pada rentang waktu bulan Juli – Agustus 2023 dan bertempat di perairan Teluk Bima. Tujuannya, untuk mengembangkan produk alternatif yang dapat digunakan sebagai media penjernih air,” jelasnya.
Penelitian dimulai dengan pengambilan sampel air sungai yang bermuara menuju Teluk Bima. Pengambilan sampel air ini dilakukan dengan menggunakan metode sesuai dengan SNI dan dilakukan oleh tenaga kesehatan lingkungan yang berasal dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bima sekaligus Ketua HAKLI Kabupaten Bima.
Kemudian, tim ini menumbuhkan tanaman-tanaman hiperakumulator, yaitu tanaman yang memiliki kemampuan untuk menyerap logam berat dalam biomassanya dalam kadar yang cukup tinggi, mulai dari ipamoea aquatica (kangkung), pistia stratiotes (apu-apu), dan eichhornia crassipes (enceng gondok). Beberapa jenis tanaman ini juga dapat menetralisir, mengurangi, dan mengembalikan keadaan air seperti semula.
Sampel air dari perairan Teluk Bima yang diperkirakan tercemar digunakan sebagai media penumbuhan tanaman-tanaman tersebut dibantu dengan EM4, sehingga nantinya dapat diketahui apakah tanaman-tanaman tersebut dapat menetralisir kadar COD dan fosfat pada sampel air tersebut, yang nantinya juga dilakukan pengukuran kadar COD dan fosfat pada sampel air Teluk Bima.
Monitoring pengukuran kadar COD dan fosfat juga dilakukan setiap satu minggu sekali selama satu bulan terhadap sampel tanaman.
Berdasarkan hasil penelitian ini ditemukan bahwa terjadi beberapa penurunan parameter kimia yaitu COD serta kenaikan DO pada sampel air Teluk Bima dengan komposisi air limbah : EM4 = 1:40.
Pada intervensi ini penggabungan antara ketiga jenis tanaman yaitu kayu apu, kangkung, dan enceng gondok cukup memberikan dampak pada penurunan COD dan peningkatan DO.
Dengan adanya rangkaian penelitian yang dilaksanakan oleh tim penelitian IKM FIK UM ini, diharapkan dapat memberikan hasil terbaik model pengendalian limbah cair yang nantinya akan diterapkan di muara Teluk Bima.
“Khususnya di Kota dan Kabupaten Bima, serta diharapkan dapat bermanfaat sebagai fasilitas, baik bagi masyarakat maupun pemegang kebijakan setempat dalam rangka mengurangi kadar cemaran yang ada di perairan Teluk Bima,” tutupnya.(ads)
Reporter: Feni Yusnia
Editor: Lizya Kristanti