Cerita Sopir Bus di Terminal Rajekwesi Bojonegoro yang Pantang Mundur meski Sepi Penumpang
Gigih Mazda

BOJONEGORO, Tugujatim.id – Libur Lebaran biasanya dimanfaatkan para perantau untuk kembali ke kampung halamannya. Momen ini biasanya menjadi ladang rezeki bagi pemilik travel maupun sopir bus yang kebanjiran penumpang. Namun, hal ini tidak berlaku saat adanya larangan mudik lebaran tahun 2021, justru mereka mengalami anjloknya penumpang.
Keadaan tersebut dirasakan salah satunya supir bus di Terminal Rajekwesi Bojonegoro, Hendro, yang mengaku minimnya penumpang tersebut terjadi baik pada penumpang jarak dekat maupun jarak jauh.
“Bus saat ini beroperasi juga cuma sebentar, selain itu penumpang juga berkurang,” ujarnya, Sabtu (01/05/2021).
Selain itu, menurut Hendro, pembatasan penumpang juga menjadi faktor lain. Biasanya bisa muat 60 orang, namun kini hanya bisa memuat 50 persen dari jumlah tersebut.
Tak ayal jika pendapatannya juga ikut menurun. Meski tarif bus mengalami kenaikan sejak adanya pandemi Covid-19, namun sepinya penumpang berimbas pada pendapatannya setiap hari.
“Naik bus ke Surabaya sekarang tarifnya Rp 35.000 kalau dulu kan Rp. 25.000. Karena kapasitas bus hanya boleh berisi 50%, jadi tarif naik bus juga dinaikkan buat meminimalisir kerugian,” jelas Hendro.
Namun begitu, ia tetap melakukan tugasnya setiap hari walau hanya bisa membawa beberapa penumpang.
“Saya beroperasi mulai jam 06.00 WIB hingga jam 20.00 WIB setiap hari, walau penumpang sepi, saya tetap masih menjalankan bus saya ini untuk mencari nafkah,” sahutnya.
Ia berharap, agar pandemi Covid-19 segera berakhir dan semua kembali normal seperti sedia kala. Agar perekonomian semua masyarakat bisa normal serta keadaan segera membaik.