MADIUN, Tugujatim.id – Saat Lebaran, masyarakat ingin melakukan banyak tradisi atau kebiasaan untuk merayakannya bersama keluarga, sanak saudara, teman, maupun sahabat. Sayangnya, semenjak Covid-19 melanda, banyak tradisi yang tidak bisa dilakukan saat Lebaran. Sebab, pemerintah membatasi aktivitas masyarakat pada beberapa kegiatan sehingga Lebaran kali kedua ini terasa berbeda agar virus Covid-19 tak semakin meluas.
Nah, tradisi apa sajakah yang sementara hilang saat Lebaran, Tugu Jatim pun sudah merangkumnya, simak ya…
1. Mudik
Masyarakat yang merantau pasti ingin kembali ke kampung halamannya saat Lebaran tiba. Karena ingin mengobati rasa rindunya, mereka pun akan menjalankan mudik agar bisa bertemu dengan sanak saudara. Namun, di masa pandemi yang terhitung sejak Lebaran 2020 hingga 2021, pemerintah mengeluarkan aturan pembatasan aktivitas masyarakat. Sehingga tahun ini ada aturan mulai 6-17 Mei 2021, mereka melarang dan mengimbau masyarakat secara tegas untuk mudik dengan ditutupnya berbagai akses transportasi, mulai darat, laut, hingga udara.
Dengan dilakukannya penyekatan akses transportasi, masyarakat terpaksa memilih bertahan di tempat rantau hingga kondisi mulai aman dan kembali stabil. Sementara itu, pemerintah terus memantau perkembangan angka penyebaran virus Covid-19.
2. Takbir Keliling
Menjelang Lebaran, masyarakat akan mengumandangkan takbir dari segala penjuru, mulai dari di musala hingga di masjid. Selain itu, ada momen yang paling ditunggu-tunggu yaitu melaksanakan takbir keliling.
Momen tersebut adalah salah satu tradisi masyarakat untuk merayakan Lebaran. Takbir keliling pun dilakukan dengan memakai berbagai perlengkapan seperti pengeras suara, sound system, hingga memakai berbagai instrumen lain yang mampu memeriahkan malam Hari Raya Idul Fitri.
Semenjak pandemi, aktivitas takbir hanya dilakukan di masjid-masjid melalui pengeras suara saja. Kegiatan takbir keliling dengan banyak massa dilarang untuk dilakukan sehingga tidak seperti malam-malam takbir sebelumnya yang begitu meriah dilakukan. Dua tahun selama pandemi melanda, malam hari raya terasa lebih sepi.
3. Halalbihalal
Meski saat ini teknologi sudah semakin canggih, komunikasi jarak jauh bisa dilakukan tanpa harus bertemu secara langsung, tapi halalbihalal merupakan sebuah tradisi di Hari Raya Idul Fitri yang tidak pernah dilewatkan oleh masyarakat Indonesia.
Halalbihalal dilakukan dengan mengunjungi sanak saudara maupun rekan sejawat. Aktivitas ini dianggap menyenangkan oleh sebagian besar umat Islam karena menjadi bagian dari perekat tali silaturahmi.
Momen ini juga menjadi ajang untuk saling memaafkan dan memberi oleh-oleh, apalagi bagi saudara jauh yang jarang bertemu. Tentu halalbihalal merupakan saat yang ditunggu-tunggu.
Tapi, selama dua tahun terakhir, kegiatan ini pun terpaksa harus dibatasi, masyarakat diminta untuk tidak terlalu banyak berinteraksi dengan banyak tamu. Dan momen ini pun semakin sepi dilakukan masyarakat.
4. Petasan
Meski sempat ada aturan larangan untuk menyalakan petasan di Hari Raya Idul Fitri, tapi tradisi ini menjadi satu hal yang tidak pernah lewat saat momen Lebaran. Terlebih anak-anak, umumnya mereka akan menghabiskan waktu malam hari menjelang Idul Fitri bersama teman-temannya untuk mengadakan pesta kembang api maupun petasan. Meski menyenangkan, penggunaannya harus dengan hati-hati dan diawasi orang tua.
Tapi, di masa pandemi ini, tidak banyak masyarakat yang menyalakan petasan dan kembang api. Hal itu karena adanya kebijakan pembatasan kerumunan. Masyarakat membatasi pula aktivitas yang menimbulkan banyak orang berkumpul karena pesta kembang api identik dengan banyaknya kerumunan.
5. Liburan Bersama Keluarga
Meski aktivitas mudik dilarang, tapi pemerintah memberikan izin bagi masyarakat lokal yang hendak rekreasi di tempat wisata tanpa harus bepergian jauh. Namun, tetap saja, hal itu akan hambar apabila tidak dilakukan bersama dengan keluarga besar di kampung halaman.