PASURUAN, Tugujatim.id – Produsen sirop batuk yang sebabkan gagal ginjal akut seorang balita di Pasuruan telah divonis bersalah oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Kota Kediri. Hakim menjatuhkan vonis 2 tahun penjara dan denda Rp1 miliar pada 4 terdakwa kasus sirop obat batuk penyebab gagal ginjal akut.
Di sisi lain, bagi pihak keluarga korban yang balitanya meninggal usai mengonsumsi sirop, putusan hakim ini dianggap terlalu ringan. Keberatan ini salah satunya diungkapkan keluarga dari balita bernama Muhammad Ali Subadar Hidayatullah asal Kecamatan Grati, Kabupaten Pasuruan.
Muhammad Ashari, paman dari balita korban produsen sirop batuk, mengatakan, pihaknya kecewa dengan keputusan hakim. Menurut dia, hakim seharusnya menjatuhkan vonis yang lebih berat kepada 4 terdakwa dari pihak produsen sirop batuk. Sebab, obat cair tersebut disinyalir yang mengandung senyawa Etilen Glikol yang melebihi ketentuan ambang batas aman.
“Selaku keluarga, kami kecewa vonisnya terlalu ringan,” ujar Ashari.
Masih terekam kuat di benak ingatan Ashari terkait kondisi keponakannya kala itu. Muhammad Ali Subadar Hidayatullah mulanya hanya mengalami sakit panas dan batuk. Dirasa hanya panas demam seperti pada umumnya, keluarga pun membawa balita tersebut ke bidan desa. Namun, panas tubuh si balita tidak kunjung menurun.
Keluarga disarankan untuk membeli obat sirop. Nyatanya, obat tersebut justru mengakibatkan korban mengalami gagal ginjal akut.

“Sempat kami bawa ke rumah sakit daerah, terus dirujuk ke Surabaya. Di sana, dia divonis gagal ginjal. Keluarga kaget kan biasanya penyakit ini kena orang yang sudah berumur,” ungkapnya.
Di rumah sakit ternama Surabaya itu, kondisi balita yang kala itu masih berusia satu tahun itu tidak kunjung membaik. Hingga akhirnya Muhammad Ali Subadar Hidayatullah meninggal dunia pada 21 Oktober 2023. Tepatnya satu pekan setelah dirawat di RSUD Dr Soetomo.
“Ya gagal ginjal akutnya setelah minum sirop itu. Kami nggak tahu kan biasanya pakai yang obat cair itu memang karena masih kecil,” imbuhnya.
Kepergian balita ini juga menjadi pukulan berat bagi orang tuanya. Menurut Ashari, orang tua si balita, yakni pasangan Muhammad Sufian Sauri, 30; dan Nur Amala, 27, bahkan memilih pindah dari rumahnya di Desa Kebonrejo, Kecamatan Grati.
Mereka terpaksa pindah karena tidak ingin semakin larut dalam kepedihan. Keduanya masih trauma dan sering teringat dengan kematian anak keduanya itu.
“Sekarang, adik saya tinggal di tempat lain, nyewa rumah. Karena masih terbayang-bayang dengan kepergian anaknya gara-gara gagal ginjal akut,” ujarnya.
Melansir dari media Antara, Majelis Hakim Pengadilan Negeri Kota Kediri, Jawa Timur, memvonis bersalah terhadap empat terdakwa dalam kasus sirop obat batuk yang sebabkan gagal ginjal akut balita dalam sidang yang digelar Rabu (01/11/2023).
Keempat produsen sirop batuk yang menjadi terdakwa adalah petinggi perusahaan farmasi PT Afi Farma. Yakni Direktur Utama PT Afi Farma Arief Prasetya Harahap, Manajer Pengawasan Mutu PT Afi Farma Nony Satya Anugrah, Manajer Quality Insurance PT Afi Farma Aynarwati Suwito, dan Manajer Produksi PT Afi Farma Istikhomah.
Perusahaan PT Afi Farma dinyatakan terbukti bersalah karena memproduksi obat sirop yang di dalamnya terdapat kandungan Etilen Glikol. Kandungan tersebut melebihi ambang batas aman yang ditetapkan oleh BPOM yakni maksimal 0,1 mg/ml. Sehingga terindikasi kuat menjadi penyebab sejumlah anak berusia balita yang meninggal akibat gagal ginjal akut pasca mengonsumsinya.
Writer: Laoh Mahfud
Editor: Dwi Lindawati