MALANG, Tugujatim.id – Jelang musim hujan yang diprediksi akan terjadi pada akhir November atau Desember 2023, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang mulai mengantisipasi bencana. Caranya, BPBD Malang memetakan titik rawan bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, tanah gerak, angin kencang, hingga pohon tumbang.
Hasilnya, wilayah yang rawan bencana banjir di antaranya Kecamatan Lawang, Singosari, Karangploso, dan Pakis. Untuk longsor dan tanah gerak, lokasinya di Kecamatan Pujon, Ngantang, Kasembon, Tirtoyudo, Ampelgading, Jabung, Tumpang, Poncokusumo, serta Desa Srimulyo yang ada di Kecamatan Dampit.
Sedangkan daerah rawan angin kencang dan pohon tumbang di Kecamatan Pakis, Poncokusumo, Jabung, Tumpang, Kepanjen, Bululawang, Pagak, Dau, Pujon, Ngantang, dan Kasembon.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang Sadono Irawan mengatakan, musim hujan di Kabupaten Malang diperkirakan mulai akhir November atau Desember 2023.
“Angin kencang, banjir, dan longsor tetap menjadi ancaman,” ujarnya, belum lama ini.
Dia mengatakan, pemetaan titik rawan dari BPBD Malang ini tidak jauh berbeda dengan wilayah yang terdampak sebelumnya. Karena itu, dia mengatakan, belum bisa diprediksi ada perpindahan titik rawan.
“Tetap seperti sebelumnya, tidak ada perubahan,” kata Sadono.
Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Malang Zainuddin mengatakan, bakal menyiagakan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) di tingkat kecamatan. Tujuannya meminimalisasi risiko jika terjadi bencana di wilayah mereka.
“Melalui FPRB, minimal informasi cepat masuk ke kami,” kata Zainuddin.
Dia menjelaskan, menyiagakan FPRB untuk menangani atau mengeksekusi awal serta assesment sebelum tim BPBD Malang tiba di lokasi kejadian.
BPBD Malang, dia mengatakan, juga telah menyiapkan sejumlah alat berat, cangkul, perahu karet, mobil logistik, dan lain-lainnya untuk menangani bencana. Mereka juga menyiapkan sembako bagi warga yang terdampak bencana.
Writer: Aisyah Nawangsari Putri
Editor: Dwi Lindawati