MALANG, Tugujatim.id – Perayaan Hari Raya Yadnya Kasada oleh Suku Tengger di tahun 2021 ini tetap digelar. Meski terbatas hanya untuk kalangan Suku Tengger saja. Ya, ritual tahunan di tiap hari ke-14 bulan Kasada ini digelar secara tertutup bagi wisatawan.
Meski begitu, ritus suci menghaturkan sesembahan pada Sang Hyang Widhi ini berlangsung khidmat, tanpa adanya wisatawan di tengah mereka seperti tahun-tahun sebelumnya.
Upacara sebagai bentuk rasa syukur masyarakat Suku Tengger ini berlangsung hikmat. Mulai dari pengambilan air suci di Widodaren, hingga melarung sesaji hasil bumi, ternak hingga makanan ke kawah Gunung Bromo.
Pihak TNBTS pun sengaja menutup kawasan ini selama 2 hari pada 25-26 Juni 2021. Di tahun-tahun pandemi ini, pengetatan dilakukan lantaran wabah ini masih belum berakhir sehingga perlu dilakukan antisipasi penyebaran COVID-19 di kawasan konservasi ini

“Penutupan juga dilakukan agar saudara kita lebih khidmat merayakan Yadnya Kasada. Ini adalah 1 dari 10 cara baru pengelolaan kawasan konservasi yakni penghormatan nilai budaya dan adat,” ungkap Humas TNBTS, Syarief Hidayat, Minggu (27/6/2021).
Selama penutupan dalam rangka penghormatan atas kearifan lokal ini, pihak TNBTS melakukan penyekatan di tiap pintu masuk Gunung Bromo. Baik dari akses pintu Malang (Ngadas) maupun dari Pasuruan dan Probolinggo.
Bahkan bagi awak media yang melakukan peliputan juga diperketat aturannya. Yakni pemberlakuan tes swab, bagi setiap orang yang akan masuk, baik awak media maupun orang Tengger sendiri. Tes swab dilakukan di sekitar kawasan Pura Luhur Poten, Gunung Bromo oleh Pemkab Probolinggo.
Kini, kegiatan wisata Gunung Bromo dibuka kembali seperti biasa. Adapun sejumlah destinasi yang bisa dikunjungi seperti Penanjakan, Bukit Kedaluh, Bukit Cinta, Mentigen, Laut Pasir, dan Savana.
”Tapi tetap, kami hanya batasi kuota pengunjung 50 persen dari kapasitas,” tegas Syarief.