TUBAN, Tugujatim.id – Kabupaten Tuban masuk menjadi kategori zona merah penyebaran Covid-19 bersama 18 kota/kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Rabu (14/7/2021). Data tersebut dirilis melalui media sosial resmi Diskominfo Jatim yang menyatakan Tuban masuk menjadi salah satu dari 19 daerah yang masuk zona risiko tinggi.
Sebagai informasi, pada Selasa (13/7/2021) kemarin, tercatat ada penambahan kasus terkonfirmasi Covid-19 sebanyak 132 pasien di Kabupaten Tuban. Di mana sebanyak 51 pasien dinyatakan sembuh. Meski demikian, data menunjukkan adanya peningkatan angka kematian akibat Covid-19 sebanyak 10 pasien.
Sejauh ini, data kasus kumulatif seseorang terkonfirmasi positif Covid-19 di Kabupaten Tuban sebanyak 5.005. Yakni dengan rincian 4.007 pasien sembuh dan 634 meninggal dunia.
Angka kesembuhan pasien Covid-19 di Tuban sebenarnya cukup tinggi, namun hal tersebut tetap mengantarkan Tuban menjadi zona merah. Diduga, hal tersebut didorong oleh tingkat kematian di Tuban yang masih begitu tinggi.
Sebagai informasi, pada Minggu (11/7/2021) lalu, dari 100 orang yang terkonfirmasi, terdapat 72 pasien meninggal dunia.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tuban, Bambang Priyo Utomo membenarkan terkait Bumi Wali masuk zona merah. Dirinya juga membenarkan bahwa tingginya kasus baru dan banyaknya pasien yang meninggal dunia mengantarkan wilayahnya masuk kembali menjadi zona merah.
“Ya. Di antaranya (kasus baru dan tingginya kematian, red) itu,” kata Bambang Priyo Utomo, Rabu (14/7/2021).
Mantan Kepala Puskesmas Tambakboyo ini menambahkan, selain itu penentuan zona tersebut berdasarkan 15 indikator-indikator kesehatan masyarakat yang ditetapkan Satuan Tugas Nasional. Indikator utama tersebut terbagi menjadi 11 indikator epidemiologi, 2 indikator surveilans kesehatan masyarakat dan 2 indikator pelayanan kesehatan.
“Setiap indikator tersebut memiliki skor dan bobot yang kemudian dijumlah dan dikelompokkan menjadi 4 zona. Yakni, zona merah (risiko tinggi), zona orange ( risiko sedang ), zona kuning (risiko rendah) dan zona hijau ( risiko terkontrol),” jelasnya.
Bambang menjelaskan untuk indikator survilence kesehatan masyarakat didapat positivity rate 16 % (target kurang dari 5%), untuk indikator pelayanan kesehatan diukur dari jumlah tempat tidur di ruang isolasi rumah sakit rujukan yang menampung lebih dari 20 % pasien yang positif Covid-19 yang dirawat di rumah sakit.
“Indikator lainnya adalah masih banyaknya kasus aktif, yaitu orang terkonfirmasi positif yang masih harus menjalani isolasi dan perawatan di rumah sakit,” tegasnya.