TUBAN, Tugujatim.id – Turunnya alokasi anggaran untuk dana hibah Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Tuban pada 2022 lalu memantik sejumlah orang untuk mengomentarinya. Salah satunya Fahmi Fikroni. Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Komisi I DPRD Tuban ini menyayangkan rancangan anggaran hibah untuk KONI Tuban yang hanya Rp 700 juta saja.
“Kami sangat menyayangkan dengan dikeprasnya anggaran KONI yang sekarang hanya diberikan Rp 700 juta,” keluh Fahmi usai sidang paripurna terkait kesimpulan Badan Anggaran (Banggar), Penandatanganan dan Persetujuan bersama antara Bupati dengan Pimpinan DPRD Tuban tentang KUA PPAS APBD tahun anggaran 2022, bertempat di gedung dewan, Rabu (28/07/2021).
Besaran alokasi dana hibah tersebut akan berdampak pada prestasi para atlet Tuban. Sebab, Tuban adalah salah satu kabupaten yang men-support atlet untuk perlombaan di ajang Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur.
“Saya kasihan kepada cabor-cabor yang tidak bisa berbuat apa-apa dengan anggaran segitu karena cabor di Kabupaten Tuban ini sangat banyak dan semua membutuhkan pembinaan untuk atlet ya. Salah satu contoh sepak bola yang tahun lalu juga bisa meraih medali emas di Porprov Jatim VI 2019. Belum lagi voli, gulat, bulu tangkis, atletik, dan lain-lainnya,” kata mantan manajer Klub Sepak Bola Persatu Tuban ini.
Pria yang juga menjabat ketua Fraksi-PKB DPRD Tuban ini menambahkan, saat Porprov VI Jatim lalu, Kontingen Tuban bisa tembus di 10 besar. Dia melanjutkan, itu artinya, sangat pesat peningkatan prestasi atlet di Bumi Wali ini. Namun, kalau anggarannya sekarang dipangkas habis.
“ Saya tidak tahu lagi nasib para atlet Kabupaten Tuban seperti apa nantinya,” ungkapnya.
Pria yang akrab disap Roni ini menegaskan, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) di bidang olahraga akan terputus. Roni menjabarkan, apabila kebijakan seperti itu dilaksanakan, bupati sendiri yang harus bertanggung jawab kepada komunitas olahraga. Sebab, pembinaan SDM tidak instan seperti membangun jalan.
“ Sistem pembinaan di Tuban sudah tertata dengan baik, mulai pemasalahan sampai pembinaan menuju prestasi,” tegas Roni.
Diberitakan sebelumnya, Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky menuturkan, tidak ada mengeprasan anggaran. Hanya ada pembagian penggunannya saja. Kalau sebelumnya, pembinaan atlet, pelatih, maupun event dilakukan KONI Tuban. Untuk Anggaran 2022 diserahkan ke Bidang Olahraga Dinas Parbudpora.
“Pengalokasian anggaran juga mencakup semua aspek, mulai sektor olahraga, seni, dan kepemudaan,” ujar pria yang akrab disapa Lindra ini.
Sementara itu data yang diterima Tugu Jatim Tuban, rancangan anggaran Rp 4,3 miliar ini rencananya akan dialokasikan beberapa sub bidang. Di antaranya, koordinasi sinkronisasi penyediaan sarpras sebesar Rp 750 juta dan pemberian penghargaan Rp 150 juta. Selanjutnya, pembinaan atau pengembangan atlet berprestasi dianggarkan Rp 70 juta.
Untuk pemanfaatan olahraga tradisional Rp 80 juta, standardisasi organisasi Rp 107 juta, anggaran untuk KONI Tuban Rp 700 juta, untuk partisipasi Rp 550 juta, anggaran pekan olahraga kabupaten (porkab) Rp 150 juta, dan untuk multievent atau single event sebesar Rp 1,8 miliar.
Sedangkan informasi lain yang diterima Tugu Jatim, anggaran untuk olahraga yang dihibahkan ke KONI Tuban dari tahun ke tahun, dimulai sejak 2016 sebesar Rp 4,7 miliar dan anggaran 2017 (Rp 5 miliar). Seriring dengan meningkatnya prestasi dan menjadi tuan rumah Porprov VI bersama empat kabupaten lainnya, anggaran KONI bertambah menjadi Rp 7,5 miliar pada 2019. Pada 2020, anggaran turun menjadi Rp 6,5 miliar.