BOJONEGORO, Tugujatim.id – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. R. Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro menghasilkan limbah medis sebanyak 14,5 ton dalam kurun waktu satu bulan. Tepatnya dengan total 14.463 kilogram selama bulan Juni 2021.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Bidang (Kabid) Persampahan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bojonegoro, Muhayanah.
“14,513 limbah medis pada bulan Juni 2021 itu terdiri dari 4.014 kilogram limbah Covid-19 dan 10.499 kilogram limbah medis non Covid-19,” ujarnya, Jumat (30/07/2021).
Limbah medis yang tergolong dalam bahan berbahaya dan berracun (B3) seperti infus bekas, masker, vial vaksin, botol vaksin, jarum suntik, face shield, perban, hazmat, APD, pakaian medis, sarung tangan, alat PCR/antigen, dan alkohol swab, kemudian akan dikelola di Fasilitas Pengolahan Limbah B3 Milik RSUD dr.R.Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro.
2 RS di Bojonegoro Telah Kelola Limbah Medis secara Mandiri

Sementara itu saat ini di wilayah Bojonegoro hanya ada dua fasilitas kesehatan yang mengelola limbah medis secara mandiri, yaitu Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. R.Sosodoro Djatikusoemoe dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Padangan.
“RS Padangan dan RS Sosodoro itu sudah punya incenerator untuk proses pembakaran, yang lain-lain dikelola dengan melibatkan pihak ke-3 tentu yang sudah memiliki izin dari kementerian Lingkungan Hidup,” jelas Muhayanah.
Masih dalam penjelasannya, ashes atau abu dari hasil pembakaran tersebut masih harus dikelola atau dibuang ke Pemusnah Limbah Industri (PLI) yang berada di Surabaya.
“Di Kabupaten Bojonegoro masih belum ada jadi tetap dikerjasamakan dengan pihak ke-3,” imbuhnya.
Selain itu, Muhayanah juga menjelaskan bahwa masker sekali pakai dari luar fasilitas kesehatan akan terbuang bersama dengan limbah domestik lainnya yang kemudian akan mengarah ke tempat pembuangan akhir.
“Kalau dari masyarakat kan biasanya sudah dibuang bersama dengan sampah-sampah yang lain, lalu dibuang ke tempat sampah, dan ujung-ujungnya tetap di tempat pembuangan akhir,” jelasnya.
Namun Muhayanah sangat menyayangkan pengetahuan masyarakat terhadap tata cara membuang masker sekali pakai yang dianggap masih rendah.
“Seharusnya cara membuang masker sekali pakai atau bekas itu digunting kecil-kecil kemudian di masukkan kedalam kresek,” tutur Muhayanah.