Tugujatim.id – Jawa Timur menghadapi tantangan besar dalam menjaga statusnya sebagai Lumbung Ternak Nasional akibat wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang berkepanjangan. Pemerintah Propinsi dipaksa harus bertindak cepat dan strategis menghadapi persoalan tersebut.
Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) mulai mendistribusikan 870.000 dosis vaksin PMK ke 8 Kabupaten/ Kota dengan harapan dapat menekan penyebaran penyakit yang telah merugikan banyak peternak. Pendistribusian ini merupakan tindak lanjut dari status darurat bencana non-alam akibat PMK yang ditetapkan sejak Januari.
“Kami mendapat 1,7 juta dosis vaksin dari pemerintah pusat, dan hari ini kami mulai mendistribusikan tahap pertama sebanyak 520.000 dosis, disusul 350.000 dosis berikutnya,” kata Pj Gubernur Jatim, Adhy Karyono dalam pernyataan resminya.
Also Read
BACA JUGA: Uniknya! Masjid Satu Tiang Tuban Punya Pilar Utama Pohon Jati Utuh 27 Meter
Namun jumlah tersebut masih jauh dari kata cukup. Kebutuhan vaksin mencapai 6,6 juta dosis per tahun, Jawa Timur masih kekurangan 4,4 juta dosis untuk mencapai target perlindungan maksimal. Situasi ini memunculkan kekhawatiran di kalangan peternak, terutama di daerah dengan populasi ternak tinggi.
Bagi para peternak, PMK bukan sekadar penyakit, tetapi juga ancaman besar terhadap mata pencaharian. Sapi yang terjangkit bisa mengalami penurunan produksi susu hingga 80%, bahkan berisiko mati jika tidak segera ditangani. Kondisi ini membuat peternak harus mengeluarkan biaya tambahan untuk pengobatan, sementara harga jual ternak mereka menurun drastis akibat ketakutan pasar.
“Lebih baik mengalokasikan sedikit dana untuk vaksinasi daripada mengalami kerugian besar akibat PMK,” tegas Adhy, sembari mendorong peternak untuk melakukan vaksinasi mandiri.
BACA JUGA: Suasana Klenteng Kwan Sing Bio Terbesar Se-Asia Tenggara Sambut Tahun Baru Imlek 2676
Pemerintah Pusat telah menyediakan vaksin dengan harga terjangkau melalui Pusat Veteriner Farma (Pusvetma), yang bisa dimanfaatkan oleh peternak skala besar maupun koperasi.
Terlepas dari keterbatasan anggaran akibat Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1, Pemprov Jatim tetap menjadikan pengendalian PMK sebagai prioritas utama. Selain vaksin, pemerintah juga mendistribusikan obat-obatan tambahan, seperti analgesik, antihistamin, dan vitamin untuk mempercepat pemulihan ternak yang terjangkit.
Keberhasilan Jawa Timur dalam menanggulangi PMK tidak hanya berdampak bagi wilayah ini, tetapi juga bagi provinsi lain.
BACA JUGA: Dikukuhkan! Pengurus IPHI Tuban 2024-2029 Fokus Ikut Jaga Kemabruran Jemaah Haji
Jawa Timur dengan populasi sapi potong dan sapi perah terbesar di Indonesia, yakni mencapai 3,3 juta ekor, memegang peran krusial dalam menjaga stabilitas pasokan daging dan susu nasional.
“Jika vaksinasi di Jatim berhasil, maka provinsi lain juga akan merasakan manfaatnya,” kata Adhy optimistis.
Dengan kerja sama antara pemerintah, peternak, dan masyarakat, harapan untuk menekan wabah PMK semakin nyata. Kini, tantangannya adalah memastikan vaksinasi berjalan lancar dan menjangkau seluruh daerah sebelum wabah ini semakin meluas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Tugujatim.id
Reporter : Mochamad Abdurrochim
Editor: Darmadi Sasongko