BATU, Tugujatim.id – Memasuki musim hujan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu mulai kembali aktif melakukan skema mitigasi dan antisipasi dalam menghadapi potensi bencana. Bencana paling berpotensi terjadi di kota yang ada di dataran tinggi ini berupa tanah longsor hingga banjir bandang.
Terbaru, BPBD Kota Batu bakal memasang unit early warning system (EWS) di sejumlah titik potensi baru. Sebelum itu, EWS sudah terpasang di 5 titik rawan longsor, yaitu di Dusun Brau, Gunungsari (2 unit), Dusun Lemahputih (1 unit), Desa Sumberbrantas (1 unit), dan Desa Tulungrejo (1 unit).
Dari hasil mitigasi BPBD Kota Batu, nantinya 5 titik baru yang akan dipasangi yaitu di Desa Gunungsari (3 unit), Desa Punten (1 unit), dan Desa Sumber Brantas (1 unit).
”Alokasi anggaran yang sudah disiapkan Rp 550 juta dan dipasang di 5 titik rawan bencana lain,” ungkap Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Batu Achmad Choirur Rochim, Rabu (15/09/2021).
Kegunaan EWS ini untuk mendeteksi pergerakan tanah secara dini.
”EWS ini nanti akan menyala jika ada potensi bencana sehingga penanganan bisa cepat dilakukan,” ungkap Rochim.
Dia menuturkan, EWS ini akan secepatnya dihadirkan pada September 2021. Selain itu, Desa dan Kelurahan Tangguh Bencana yang ada akan kembali diaktifkan dan waspada.
”Kami sudah ada 20 desa/kelurahan tangguh. Nanti desa-desa tangguh lainnya akan kami perbanyak lagi. Dengan begitu, potensi dampak bencana yang terjadi bisa diminimalisasi,” kata dia.
Selain tanah longsor, Kota Batu juga berpotensi dilanda banjir bandang. Terutama di kawasan permukiman padat penduduk dengan saluran drainase yang sempit dan banyak sampah. Kini normalisasi sungai akibat pendangkalan maupun sedimen sampah di sejumlah saluran drainase juga sudah dimulai.
”Kami imbau warga untuk meningkatkan kesadaran dan kesiapan masyarakat dalam menghadapi bencana melalui edukasi Desa Tangguh Bencana. Mulai proses evakuasi, cara berlindung, dan lain-lainnya,” imbaunya.