PACITAN, Tugujatim.id – Desa Tremas terletak di sebelah utara pusat Kabupaten Pacitan. Desa dengan luas wilayah 250,70 hektar ini dikelilingi perbukitan yang menawan, dilalui Sungai Grindulu, lengkap dengan area persawahan yang masih alami. Selain keunikan sejarahnya, Desa Tremas menyimpan beragam keunikan lain. Simak penjelasan berikut.
1. Desa Keilmuan dan Tempat Lahir Presiden RI Ke-6
Sudah tak asing di telinga masyarakat, Desa Tremas disebut Desa Keilmuan. Predikat ini cukup berasalan. Sebab di Tremas berdiri pondok pesantren tertua dan sangat poluler yakni Pondok Pesantren Tremas. Dilansir dari Youtube Tremas TV, keberadaan Pondok Pesantren ini sejak dua abad yang lalu dan telah melahirkan tokoh-tokoh besar.
Banyak ulama nusantara yang sanad keilmuannya nyambung ke kiai-kiai Tremas. Salah satunya Syekh Mahfudz Atturmuzy. Dia adalah generasi pendiri Tremas yang menjadi Imam besar di Mekkah. Tak kalah uniknya, desa ini menjadi tempat kelahiran Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono.
Also Read
2. Desa Kreatif Pengelolaan Sampah
Masih dari sumber yang sama, Desa Tremas memiliki budaya dan kearifan lokal yang kuat. Banyak potensi lokal, kreativitas, dan inovasi yang terus dikembangkan. Salah satunya dalam pengelolaan sampah yang mampu menghasilkan beragam manfaat bagi masyarakat. Contohnya, pengembangan pengolahan limbah organik menjadi bahan makanan ternak maggot dan cacing.
Lebih dari itu, Desa Tremas memiliki Warung Kopi Resak yang dikelola pemuda desa. Warung ini terbilang unik, sebab sistem pembayarannya tidak menggunakan uang, tetapi menggunakan sampah. Selain itu, warung ini pun melayani penukaran sampah dengan uang sekaligus tempat penabungan sampah.
Tak hanya itu, ada juga pembuatan kaligrafi dari seng dan besi bekas, pembuatan ecobrik sebagai hiasan rumah dari sampah anorganik dan bekas kemasan air mineral. Pengelolaan sampah ini juga didukung kegiatan santri ponpes Tremas. Mereka memiliki agenda Tazayun, yaitu berkeliling mengambil sampah dan memilah mana yang dapat dimanfaatkan dan diolah.
3. Tradisi Selawatan Kataman Nabi
Desa Tremas memiliki tradisi yang disebut Salawatan kataman Nabi atau Kataman Nabi, yaitu kegiatan salawatan diiringi alat-alat musik tradisional. Salawatan ini sangat unik sebab dimainkan para masyarakat sepuh Desa Tremas. Menurut penjelasan YouTube Tremas TV, kasidah yang dilantunkan dengan karakter klasik yang kuat tersebut seolah mengajak para pendengarnya merasakan kedamaian dan keharmonisan di masa silam. Sumber ini pun menyebutkan bahwa konon kegiatan salawatan itu dipelopori oleh KH. Habib Dimyati, tokoh ulama terkemuka dari Tremas.
4. Kaya Wisata Religi
Desa Tremas kaya tradisi yang sudah menjadi budaya bahkan destinasi wisata. Di antaranya Takbir Keliling pada hari Raya Idul Adha, Bazar Ekonomi di hari-hari besar Islam, dan ziarah makam gunung Lembu. Acara tersebut sangat menarik, selain sarat akan nilai-nilai religiusitas, juga menjadi sarana memperkenalkan tradisi masyarakat Islam.
5. Wisata Alam Embung Geomembran
Selain tradisi, Desa Tremas memiliki destinasi wisata yang tak kalah menarik, yaitu Embung Geomembran yang dibangun di bukit Manukan Desa Tremas. Embung ini berfungsi sebagai tempat penampungan air untuk irigasi pemberdayaan pertanian. Embung yang memiliki kapasitas 12 juta liter air tersebut juga dijadikan destinasi wisata. Sebab dikelilingi panorama perbukitan yang sangat mempesona ditambah udara sejuk yang membuat pengunjung merasakan kedamaian dan ketenangan.