MALANG, Tugujatim.id – Instalasi Pelayanan Jantung Terpadu (IPJT) Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang berhasil melakukan operasi bedah jantung secara terintegrasi kepada pasien anak untuk kali pertama, Kamis (28/10/2021) lalu. Operasi tersebut dilakukan pada pasien kelainan jatung bawaan bernama Brian Atala Hafis (4) asal Kabupaten Blitar.
Spesialis Bedah Jantung IPJT RSSA Kota Malang, dr Artono Isharanto mengatakan bahwa operasi bedah jantung bawaan ini merupakan kasus pertama yang dilakukan secara terintegrasi dan terstruktur.
“Operasi bedah jantung secara terintegrasi dan terstruktur yang sudah disiapkan di rumah sakit ini adalah kasus pertama kami,” ujarnya.
“Jadi tahapannya mulai dari diagnosis, setelah itu kami rapatkan dengan melibatkan banyak spesialis tindakan apa yang diambil. Jika bedah, maka kami tentukan tanggal operasinya,” imbuhnya.

Sementara itu, Konsultan Jantung Anak IPJT RSSA Kota Malang, dr. Dyahris Koentartiwi menambahkan bahwa pasien anak tersebut dilakukan operasi bedah pada bagian serambi jantung yang mengalami kebocoran.
“Kami observasi juga anaknya sudah memenuhi syarat untuk diambil tindakan tersebut anak ini pas usianya empat tahun dengan berat badan 15 kilogram,” ujarnya.
Disebutkan berdasarkan data 2020, sekitar 7 juta bayi lahir di Indonesia. Namun dari jumlah kelahiran itu, 70 ribu bayi di antaranya lahir dengan penyakit jantung bawaan.
“Jadi perbandingannya itu 1:100 anak di Indonesia mengidap penyakit jantung bawaan,” ucapnya.
Kepala IPJT RSSA Kota Malang, dr. Budi Satrijo menjelaskan bahwa RSSA Kota Malang telah berhasil melakukan 14 operasi bedah jantung mulai jantung koroner hingga jantung bawaan sejak 2019.
“Namun operasi bedah jantung secara terintegrasi dan terstruktur yang sudah disiapkan di rumah sakit ini adalah kasus pertama kami,” ujarnya.
Menurutnya, IPJT RSSA Kota Malang merupakan jejaring pelayanan jantung yang dibentuk Kemenkes RI. Sehingga IPJT RSSA juga menjadi RS Pusat Rujukan nasional untuk penyakit jantung.
“Prinsipnya kami akan melakukan upaya apapun supaya kompetensi dan tingkat pelayanan kami menjadi lebih baik,” ucapnya.
Sementara itu, orangtua pasien, Rani Puspitasari menjelaskan bahwa anaknya diketahui memiliki kelainan jantung saat usia 16 bulan. Disebutkan, anaknya sering sekali demam hingga batuk dalam masa pertumbuhannya.
“Saya senang banget anak saya bisa selesai dioperasi ini. Saya sempat deg-degan saat anak memasuki ruang operasi, anak saya masih kecil. Tapi ternyata berhasil, saya lega,” tandasnya.