TUBAN, Tugujatim.id – Kebahagiaan terpancar di wajah Arif Akbar, warga Desa Ngujuran, Kecamatan Bancar, Kabupaten Tuban, sekaligus bapak dari anak bernama Rangga Madhipa Sutra Jiwa Cordosega Akre Askhala Mughal Ilkhanat Akbar Sahara Pi-Thariq Ziyad Syaifudin Quthuz Khoshala Sura Talenta. Dialah anak dengan nama panjang hingga 19 suku kata.
Usahanya selama tiga tahun mengurus akta lahir untuk anak keduanya itu akhirnya berbuah manis. Anaknya secara sah memiliki akta lahir dan kartu identitas anak. Dokumen kependudukan diberikan setelah orang tua sang anak bersedia memangkas nama menjadi lima kata, yaitu R-Akbar Zudan Cordosega Sura Talenta, sementara nama panggilan tetap memakai Cordo.
Spesialnya, dokumen kependudukan ini diserahterimakan langsung oleh Direktur Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil Kementerian Dalam Negeri Zudan Arif Fakrulloh kepada orang tua Cordo di rumah Mujahid Sahid, ayah Adat Cordo, Kecamatan Bangilan, Kabupaten Tuban, Rabu (10/11/2021).
“Ya, suatu keberkahan bagi kami dan sekeluarga,” ucap Arif Akbar kepada Tugu Jatim.
Keberkahan itu ditambah ketika Profesor Zudan mengangkat Cordo sebagai anak asuhnya. Dengan proses yang telah dilalui ini, pihaknya menerima dengan ikhlas dan legawa.
“Alhamdulilah, anak saya ini juga diangkat Profesor Zudan. Kami legawa dengan nama baru ini,” kata Arif yang raut wajahnya tampak bahagia.

Hal serupa juga disampaikan ayah Adat Cordo atau lain pamannya, Mujoko Sahid yang memberikan nama anak kedua dari pasangan suami istri Arif Akbar dan Suvi Nur Aisiyah itu. Pria yang akrab disapa Sahid ini merasa tersanjung dengan cara yang dilakukan dirjen dukcapil ini. Sebab, dia yakin apabila ketika ada probem apa pun jika diselesaikan dengan bersilaturahmi akan cepat selesai.
“Sebenarnya saya dulu bertekad anak ini tidak akan saya pendekkan namanya. Tapi, karena sungkan dengan Pak Dirjen, jadi saya pendekkan namanya. R-Akbar Zudan Cordosega Sura Talenta,” sambungnya.
Sementara itu, Zudan Arif Fakrulloh dalam kesempatan itu mengatakan, warga negara berhak memiliki nama panjang dan tidak ada satu pun aturan yang melarang. Namun, pemilik nama panjang akan kesulitan mendapat akta lahir karena kolom nama dalam sistem informasi administrasi kependudukan atau SIAK membatasi maksimal hanya 55 karakter huruf, termasuk spasi.
“Alhamdulillah, dengan keikhlasan orang tua, namanya bisa disesuaikan agar dapat masuk dalam dokumen kependudukan. Nama adatnya masih panjang, tapi untuk keperluan bernegara, namanya disingkat,” terang Zudan.
Pria yang dikenal sangat ramah ini menambahkan, pemerintah sedang menyiapkan rancangan Kemendagri tentang tata cara pemberian nama untuk anak. Tujuannya agar ke depannya masyarakat tidak memberi nama anaknya lebih dari 55 kata.
“Kami sedang menyelesaikan rancangan kemendagri tentang tata cara memberi nama untuk anak-anak agar tidak lebih dari 55 kata,” ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, seorang anak dengan nama sepanjang 19 suku kata atau 120 huruf di Kabupaten Tuban kesulitan mendapat akta lahir. Hampir tiga tahun orang tuanya mengurus selalu gagal karena terbentur sistem informasi administrasi kependudukan atau SIAK. Kisahnya sempat viral setelah orang tua sang anak mengirim surat aduan kepada Presiden Joko Widodo.