Kisah Konsistensi Musisi Cak Gik Sugiarto Mencipta dan Memperkenalkan Lagu Anak

Herlianto A

News

Kegiatan roadshow Agustusan oleh Arbanat String Ansamble.
Kegiatan roadshow Agustusan oleh Arbanat String Ansamble. (Foto: Dokumen Pribadi)

Tugujatim.id – Seorang musisi asal Malang, Sugiarto atau dikenal dengan Cak Gik Arbanat memiliki niat dan tekat dalam mempopulerkan lagu anak. Meski hal itu tidak mudah di tengah gempuran lagu-lagu dewasa di berbagai platform media. Tetapi, semangatnya memberikan edukasi melalui lagu anak tidak pernah pudar dan terus dilakoni hingga hari ini.

Selama perjuangannya mengenalkan lagu anak, ada beberapa cerita menarik yang dialami oleh Sugiarto, berikut ini akan diulas perjalanan Cak Gik Arbanat mencipta dan mempopulerkan lagu anak.

1. Terlahir dari Keluarga Pemusik

Sugiarto lahir di lingkungan keluarga pecinta musik. Kedua orang tuanya merupakan pemain keroncong. Ibunya sebagai vokalis di salah satu grup keroncong, serta saudara-saudaranya juga pemain musik. Dia terpengaruh menjadi seorang pemain musik.

“Akan tetapi dari lima bersaudara, hanya saya yang terjun di bidang kesenian,” ungkapnya.

Namun begitu, keluarga terutama kedua orang tuanya sangat mendukung profesinya tersebut.

“Sampai hari ini, sama kedua orang tua dan keluarga saya didukung penuh. Waktu saya SMA sempat les musik, dan kemudian saya lanjut lagi saat kuliah awal,” katanya.

Hingga dia memutuskan untuk memperdalam ilmu di salah satu alat musik gesek, yakni biola. Saking tekunnya memainkan biola, Sugiarto mendapat julukan Cak Gik Arbanat.

“Arbanat itu identik orang jualan seperti arumanis yang jualannya pakai alat musik gesek. Ketika itu, waktu saya les biola, saya sama teman-teman dipanggil seperti ‘tukang arbanat’,” ujarnya.

Kini Cak Gik Arbanat bersama rekan-rekannya mempunyai kelompok musik bernama Arbanat String Ansamble yang anggotanya mayoritas pemain gesek, seperti biola, viola, dan jelo.

ba880e5a 6f08 4e04 8edb 067827bb6c4e
Sugiarto saat tampil dalam suatu acara bersama para tim di Arbanat String Ansamble. (Foto: Dokumen)

2. Pengajar Biola hingga Menciptakan Lagu Sendiri

Pengalaman dalam bidang musik diperoleh Cak Gik pertama kali saat menempuh pendidikan di Universitas Muhammadiyah Malang. Dia sering terlibat sebuah pementasan teater, tari, dan pagelaran musik. Hal itu dilakoni hingga saat ini.

Pada tahun 2000 awal, dia sempat mengajar biola di sebuah lembaga terkenal di Malang. Namun dia memilih resign dan menciptakan lagu sendiri, terutama lagu untuk anak-anak.

Tema itu dipilih sebab menurutnya anak-anak SD saat ini hampir tidak mengenal lagu nasional, daerah, lagu dolanan, atau lagu anak-anak lainnya.

“Lagu anak-anak mulai tahun 90’an akhir itu hampir sudah tidak ada yang menciptakan atau memproduksi, sehingga anak SD sekarang ini hampir tidak tahu. Yang lebih tragisnya, lagu yang tidak untuk usianya itu akhirnya dengan terpaksa dinyanyikan, padahal itu lagu untuk orang dewasa,” ungkapnya.

Selain itu, dia juga menciptakan lagu untuk kalangan umum, dengan tema alam atau ke Indonesiaan.

3. Roadshow ke Berbagai Sekolah SD

Mengenalkan lagu dolanan, lagu daerah, hingga lagu anak-anak lainnya sudah dilakoni Cak Gik bersama Arbanat String Ansamble dari awal tahun 2000an hingga 2019. Mereka menggelar roadshow Agustusan di sekolah-sekolah SD yang ada di Malang.

“Sudah saya lakoni bertahun-tahun, setiap bulan Agustus, dengan cara berkeliling ke setiap sekolah SD. Saya membawa sound dan teks lagu, kemudian saya ajak nyanyi seluruh sekolah,” tuturnya.

Hal itu tujuannya untuk menggugah masyarakat untuk mencitai lagu nasional, daerah dan lagu dolanan. Menurutnya, hal itu sangat penting bagi perkembangan anak. Namun karena adanya pandemi Covid-19, kegiatan tersebut dihentikan sementara.

Adapun lagu-lagu yang pernah diciptakan Cak Gik Arbanat yakni, Musim Panen, Indonesia, Ceritaku, Dolanan Tradisional, Sungai Berseri, Ibuku Sayang, Dan Terima Kasih Guruku. Dan lagu yang bertemakan alam yaitu, Rindu Negeri Tercinta, Anak Nelayan, Masa Kecil, Hutan Kita Semua, Debur Ombak, Capungku Engkau Bagai Permata Di Hati Sayap Capung, Dan Capung Sawah.

“Semua itu sudah direcord. Sebenarnya lagu yang saya ciptakan banyak, namun juga banyak yang belum direcord,” katanya.

Karena keterbatasan biaya dalam membuat album, lagu-lagu tersebut disebarluaskan melalui media sosial, seperti YouTube, Instagram, dan Facebook.

4. Latar belakang lagu Terima Kasih Guruku

Lagu “Terima Kasih Guruku” diciptakan Cak Gik atas dedikasinya yang pernah menjadi seorang murid.

“Bagaimanapun seorang guru merupakan orangtua bagi anak-anak di lingkungan sekolah, kita harus berterimakasih karena sudah memberikan bekal ilmu dan budi pekerti,” ujarnya.

TERIMA KASIH GURUKU

Cipt: Cak Gik Arbanat

Slamat pagi pak guru, buguru
Kami datang ke kelas mu
Untuk menuntut ilmu dan santun
Tuk citaku

Pak guru dan bu guru
Bimbing kami selalu
Dengan kasih sayangmu
Kudengar nasehatmu

Trimakasih pak guru, bu guru
Telah membekali ku
Budi pekerti luhur dan jujur
Tuk bekalku

HEEEYYYYY….

Popular Post

Mengusahakan Pertolongan Ilahi.

Kisah Hidup Pendiri Wardah Resmi Tayang di YouTube, Ini Sinopsis Film “Mengusahakan Pertolongan Ilahi”

Dwi Linda

SURABAYA, Tugujatim.id – Kisah hidup Nurhayati Subakat, sosok di balik kesuksesan PT Paragon Technology and Innovation, hadir dalam film bertajuk ...

Ansor Kota Malang.

PC GP Ansor Kota Malang Terima CSR Tugu Malang ID dan Times Indonesia, Tingkatkan Kader Melek Digital

Dwi Linda

MALANG, Tugujatim.id – Pengurus Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kota Malang menerima bantuan dana corporate social responsibility (CSR) dari ...

Khofifah.

Khofifah-Emil Silaturahmi ke Rumah Jokowi usai Retreat di Magelang, Ini Isi Petuahnya!

Dwi Linda

SURABAYA, Tugujatim.id – Gubernur dan Wakil Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak usai mengikuti retreat di Magelang, Jawa Tengah, ...

Pelaku mutilasi wanita asal Blitar.

Update! Pelaku Mutilasi Wanita asal Blitar dalam Koper Merah: Mulai Menyesal, Kerap Menangis saat Ingat Anak

Dwi Linda

SURABAYA, Tugujatim.id – Rohmat Tri Hartanto alias Antok, 33, pelaku pembunuhan dan mutilasi Uswatun Khasanah, 29, seorang sales promotion girl ...

Mudik gratis 2025.

Tak Ada Mudik Gratis 2025, Dishub Kota Malang Fokus Bangun Lahan Parkir di Kayutangan Heritage

Dwi Linda

MALANG, Tugujatim.id – Kabar kurang menggembirakan datang dari Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang. Pihaknya memastikan tidak menyediakan mudik gratis 2025 ...

Tempuran Mojokerto.

Kurang dari Setahun, Tempuran Mojokerto Terendam Banjir Tiga Kali

Dwi Linda

MOJOKERTO, Tugujatim.id – Wilayah Tempuran, Sooko, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, kembali terkena banjir luapan pada Jumat (28/02/2025). Banjir luapan di ...