TUBAN, Tugujatim.id – Balai diklat keagamaan Surabaya kembali mengadakan giat Pelatihan di Wilayah Kerja (PDWK) Kabupaten Tuban di MAN 1 Tuban, Senin (07/02/2022). Diklat itu diikuti kurang lebih 30 peserta yang seluruhnya merupakan Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Kementrian Agama Jawa Timur.
Kasubag TU Balai Diklat Keagamaan Surabaya, Muslimin, menyampaikan tujuan diadakannya kegiatan ini adalah agar semua peserta mampu menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP) dengan baik dan benar.
Setidaknya, ada enam peningkatan kualitas yang diharapkan dari diklat tersebut, di antaranya input yang benar atau calon peserta yang benar, sesuai jenis pelatihannya lalu proses yang baik.
Selanjutnya output yang baik, maksudnya setelah diklat ada perubahan yang lebih baik, lalu ada outcome yang lebih baik di tempat kerjanya, benefit/manfaat bagi umat sesuai tupoksi penyuluh.
Kemudian, bisa mengurangi konflik bukan menambah konflik dan terakhir impact atau dampak yang akan muncul dengan pencitraan yang baik dan positif.
“Jika keenamnya bisa dijalani maka mutu bisa dicapai dengan sempurna,” kata Muslimin di hadapan para peserta.
Sementara itu, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tuban, Munir, menyampaikan sebagai program unggulan Kementerian Agama, moderasi beragama harus disampaikan kepada ASN Kemenag. Mengingat generasi muda saat ini lebih cepat memahami agama dari medsos daripada dari sumber asli.
Dia juga menyampaikan pentingnya moderasi beragama. Pertama, menyadari bahwa perbedaan adalah sunatullah. Kedua, keanekaragaman adalah fitrah bangsa. Ketiga, Pancasila adalah cermin nilai asli bangsa Indonesia yaitu beragama.
“Selain itu moderasi beragama mengajarkan hidup beragama yang ramah, toleran dan menghargai keberagaman,” ujarnya.
Namun menurutnya, cara seseorang beragama harus selalu didorong ke jalan tengah. Harus senantiasa dimoderasi, jika hal itu tidak dilakukan, maka bisa berubah menjadi ekstrem, tidak adil, bahkan berlebih-lebihan.
“Bukan agama jika mengajarkan perusakan di muka bumi, melakukan kezaliman serta keangkaramurkaan dan agama itu tidak perlu dimoderasi lagi,” ujarnya