MALANG – Sungguh malang nasib Suyanto (30), warga Dusun Sumbersari, Desa Jambangan, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang. Ia harus dipasung lantaran mengalami gangguan jiwa setelah gagal menikah dengan wanita pujaannya.
“Awalnya itu tahun 2015 anaknya itu sudah mulai bingung (stress) akhirnya tahun 2016 itu di pasung karena membahayakan warga sekitar,” ujar Tugimin, paman Suyatno pada Selasa (3/3) di rumah pasung Suyanto Dusun Sumbersari, Desa Jambangan, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang.
Kisah Suyanto bermula pada 2015 ketika dirinya jatuh cinta kepada anak dari pemilik perusahaan di tempat ia bekerja di daerah Kota Batu. Keduanya sudah saling suka dan Suyanto meminta pada keluarganya untuk menikah dengan wanita pujaannya.
Namun, keluarganya tidak setuju karena calon istri Suyanto dianggap terlalu tua. Sedangkan Suyanto saat itu berusia 25 tahun dan merupakan anak termuda dari 7 bersaudara.
“Anaknya itu langsung stress karena keinginan (menikah) tidak tersampaikan, dia ingin menikah,” sambung Tugimin.
Setelah itu Suyanto pulang ke rumahnya untuk meminta dibelikan sepeda motor, sekali lagi keluarganya tidak menuruti keinginannya. “Dari situ dia makin stress dan mengamuk,” lanjutnya.
Hingga akhirnya pada 2016 Suyanto di pasung di belakang rumah ibunya dengan kaki diapit dua beton besar.
Tugimin menceritakan sudah 4 kali Suyanto lepas dari pasungan dan mengamuk di lingkungannya. “Dulu tahun 2017 dia mengamuk dan melempari batu anak-anak SD yang lewat,” terangnya.
Saat ini Suyanto hanya tinggal berdua dengan ibunya, Marni yang sudah berusia 80 tahun. Sedangkan 6 saudara lainnya sudah tinggal terpisah meskipun masih satu dusun.
Kini Suyanto bisa bebas dari pasungan setelah Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa datang langsung ke kediamannya untuk dirawat di RSJ Lawang.
“Saya dapat kabar itu baru kemarin (Senin) sore. Dan keluarga sudah tidak keberatan sekarang, kalau dulu tidak mau,” tutupnya.
Reporter : Rizal Adhi
Editor: Lizya Kristanti