SURABAYA – Polresta Surabaya memanggil Ustaz Yusuf Mansur terkait kasus perumahan fiktif berkedok investasi berlabel syariah, Multazam Islamic Residence di Sidoarjo. Rencananya, YM, panggilan Ustaz Yusuf Mansur, bakal datang ke Polrestabes Surabaya pada Jumat pagi (6/3).
Kasus Perumahan Fiktif, Polrestabes Surabaya Periksa Yusuf Mansur
Redaksi

Kasatreskrim Polrestabes Surabaya AKBP Sudamiran mengatakan, YM dipanggil lantaran berkas kasus itu belum lengkap. Ia ingin kasus perumahan syariah fiktif itu segera disidangkan.
“Iya, tunggu saja abis ini datang,” ujar Sudamiran saat ditemui di Polrestabes Surabaya, kepada Kumparan Group.
“Ada tambahan pemeriksaan,” jelasnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, berkas kasus perumahan syariah fiktif ini sudah diserahkan ke Kejaksaan Perak. Namun, saat ditanya soal pemanggilan YM terkait pengembalian berkas, Sudamiran enggan menjawab.
Sebelumnya, Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Sansi Nugroho mengatakan, Ustaz Yusuf Mansur dipanggil lantaran namanya dicatut oleh tersangka MS dalam brosur perumahan syariah.
“Pada saat ekspos tahun 2016 lalu, sempat mengundang Ustaz Yusuf Mansur sebagai motivator. Yang bersangkutan menyatakan, bahwa Multazam itu bagian dari kelompok bisnis yang akan berkembang di Surabaya,” ujar Sandi, Selasa (7/1).
Kasus bermula saat Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polrestabes Surabaya menerima empat laporan terkait investasi bodong yang dilakukan PT Cahaya Mentari Pratama.
Berbagai kejanggalan ditemukan Unit Harta dan Benda (Harda) Satreskrim Polrestabes Surabaya. Kenyataannya di lapangan, lokasi yang akan dijadikan tempat perumahan masih berupa rawa-rawa dan tanah kosong. Tak sampai disitu, tanah tersebut ternyata milik orang lain.
Polisi akhirnya menangkap MS selaku pihak pengelola. Polisi juga mengamankan ribuan brosur serta perangkat komputer, dan dua rekening milik tersangka. Dari pengakuan tersangka, uang hasil penjualan perumahan itu digunakan untuk kepentingan pribadi.
Atas perbuatannya, tersangka MS dijerat dengan Pasal 378 KUHP tentang penipuan. Ancaman pidana empat tahun penjara.