PASURUAN, Tugujatim.id – Sebanyak 12 ekor sapi dipastikan mati akibat tertular penyakit kuku dan mulut (PMK) di Kabupaten Pasuruan. Berdasarkan data Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Pasuruan, sebanyak 10 ekor sapi terjangkit PMK yang berada di Kecamatan Lumbang. Sementara 2 ekor sapi mati yang lain tercatat di wilayah Kecamatan Purwosari.
Wakil Bupati Pasuruan, Abdul Mujib Imron mengungkapkan jika belasan sapi positif PMK yang mati akibat telat mendapat penanganan. Saat mati, belasan sapi sudah ditemukan dalam kondisi lumpuh, mulut berbusa, hingga luka di bagian kuku.
“Kalau sapinya sudah ambruk dan tidak bisa berdiri, mulutnya keluar banyak busa kukunya juga bernanah, ya berakibat kematian,” ujar Gus Mujib pada Senin (06/06/2022).
Gus Mujib menghimbau para peternak agar segera melaporkan jika ada ternak sapi yang sakit dengan gejala-gejala PMK. Peternak bisa melaporkan langsung ke petugas kesehatan hewan, menghubungi posko Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, atau ke kantor desa dan kecamatan masing-masing.
“Sehingga kita juga cepat melakukan penanganan. Kita terus ikhtiyar sesuai arahan Menteri dan Gubernur. Masyarakat juga harus ikhtiyar, utamanya pemilik, peternak dan blantik sapi, ” imbuhnya.
Selain itu, kini sudah ada sebanyak 1133 sapi dinyatakan positif PMK di Kabupaten Pasuruan. Wilayah penyebarannya pun semakin meluas hingga ke 12 kecamatan. Di antaranya Kecamatan Kejayan Gondangwetan, Lumbang, Lekok, Pamdaan, Nguling, Purwodadi, Prigen, Sukorejo, Purwosari, Tutur serta Winongan.
“Banyak ternak-ternak terjangkit PMK akinat lalu lintas sapi yang belum dikendalikan secara penuh. Padahal sangat cepat penularannya, telebih jika ambil ternak dari daerah wabah,” pungkasnya.
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugujatim , Facebook Tugu Jatim ,
Youtube Tugu Jatim ID , dan Twitter @tugujatim