MALANG, Tugujatim.id – Indonesia telah melakukan program vaksinasi nasional. Mulai dari pejabat pemerintahan hingga tenaga kesehatan. Namun, selain batasan usia, ada beberapa kriteria orang yang tak dianjurkan atau diperbolehkan melakukan vaksinasi. Yakni orang dengan komorbid atau penyakit penyerta, serta tekanan darah atau tensi tak normal.
Lalu kenapa hal tersebut tak diperbolehkan?
Kepala Puskesmas Kepanjen, dr Didik Sulistyanto menyampaikan alasan kenapa penerima vaksin Sinovac tidak tidak boleh memilih komorbid atau tensi darah tidak normal.
“Kenapa tensi itu harus normal, karena vaksinasi COVID-19 ini adalah vaksinasi yang baru dari penyakit yang juga baru. Sehingga semua orang pasti takut juga. Jadi, banyak orang yang sebelum vaksinasi sudah tegang,” terangnya saat dikonfirmasi beberapa waktu lalu.
Dikhawatirkan jika penerima vaksin sedang dalam kondisi tidak tenang, beresiko terjadi shock saat penyuntikan vaksin.
“Dikhawatirkan kalau dilakukan imunisasi dalam kondisi tegang, itu dikhawatirkan terjadi shock,” ungkapnya.
Selain itu, jika penerima vaksin memiliki komorbid, itu akan membahayakan keselamatannya. Pasalnya, Vaksin Sinovac dibuat dari COVID-19 yang dimatikan, sehingga memiliki resiko yang cukup besar bagi orang dengan komorbid.
“Kedua, selama ini orang-orang yang memiliki hipertensi sampai kencing manis itu komorbid yang kemudian hal yang sangat beresiko jika terkena COVID-19 kan. Padahal vaksin ini juga virus tapi virus yang sudah dimatikan, dikhawatirkan kalau ada hipertensi itu ada efek yang tidak baik,” bebernya.
Oleh karena itu, biasanya penerima vaksin akan ditunggu sampai tensi darahnya normal atau kencing manisnya terkontrol.
“Kemudian itu yang lebih baik kemudian ditunda sampai tensinya normal, atau kemudian kencing manisnya terkontrol,” tuturnya.
Didik mengungkapkan jika kejadian tensi darah meningkat saat akan divaksin sudah biasa terjadi sejak vaksinasi pertama di Puskesmas Kepanjen pada 01 Februari 2021 kemarin.
“Biasanya pengalaman di sini kalau semula tidak memiliki hipertensi, itu disuruh istirahat setengah sampai satu jam sudah turun. Atau datang keesokan harinya itu sudah normal. Apalagi sudah tahu teman-temannya sudah banyak yang diimunisasi atau divaksin, besoknya sudah tenang dan tensinya sudah normal,” tegasnya.
Namun, tentu hal ini tidak berlaku bagi orang yang sejak awal sudah memiliki penyakit hipertensi. Sehingga tidak diperbolehkan disuntik Vaksin Sinovac.
“Kecuali kalau semula sudah memiliki hipertensi, itu tidak bisa buat istirahat atau tidur tetap aja tinggi,” pungkasnya. (rap/gg)