MALANG, Tugujatim.id – Agrowisata Telaga Madiredo kini jadi salah satu destinasi wisata terbaru yang sangat cocok untuk menghabiskan akhir pekan bersama keluarga. Berlokasi di Desa Madiredo, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, wisata terbaru ini sangat mudah diakses wisatawan.
Karena berada di ketinggian sekitar 1.200 MDPL, udara terasa sangat dingin nan sejuk. Keindahan panorama Agrowisata Telaga Madiredo ini terasa sangat lengkap. Pemandian dengan air jernih bersanding dengan area persawahan berundak khas perbukitan dan panorama pegunungan.
Sejarah Pengembangan Agrowisata di Telaga Madiredo Pujon
Inisiatif pengembangan agrowisata ini sudah ada sejak 2017. Tepatnya pada 14 Februari 2017, terbentuklah Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) yang beranggotakan masyarakat desa setempat.
Konstruksi dan pembangunan fasilitas wisata pun dimulai pada 2021. Anggaran dana pembangunan yang digunakan berasal dari dana desa. Hal ini karena area wisata ini berkaitan dengan peningkatan perekonomian masyarakat sekitar.
Akhirnya pada 17 Oktober 2022, Menteri Desa Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Halim Iskandar meresmikan langsung pembukaan salah satu wisata di Pujon tersebut. Di momen tersebut, kementerian juga memberikan arahan agar pengelola dapat terus meningkatkan fasilitas yang ada untuk menarik lebih banyak wisatawan.
Kisah Mistis di Telaga Maderedo Pujon
Di balik keindahan telaga ini, banyak cerita rakyat dan cerita mistis yang turun temurun beredar di masyarakat. Sebelum digunakan untuk pariwisata, masyarakat memanfaatkan air telaga untuk memenuhi kebutuhan air rumah tangga. Namun entah kenapa, warga akhirnya berhenti menggunakan air tersebut karena terjadi suatu keanehan.
Tak hanya itu, aroma mistis Telaga Madiredo juga lekat dengan kisah Anoman, si kera putih dan seorang putri yang mandi di telaga. Keberadaan bebatuan di sekitar telaga juga diyakini sebagai situs peninggalan Anoman. Ada juga versi yang menyebutkan bahwa telaga ini pernah digunakan sebagai tempat mandi para bidadari dan widadari.
Terlepas dari berbagai cerita yang ada, kawasan Telaga Madiredo layak menjadi salah satu primadona pariwisata di Pujon karena keindahan alamnya. Potensi ini pun perlahan menjadi daya tarik wisatawan. Lebih dari 50 wisatawan mengunjungi pemandian tersebut tiap akhir pekan.
Biaya Tiket Masuk Agrowisata Telaga Madiredo
Jika Anda dan keluarga tertarik untuk mengunjungi agrowisata ini cukup berkendara ke Desa Madiredo melalui jalan utama kabupaten Batu-Kediri. Ikuti petunjuk di peta digital karena lokasi desa hanya 3 km dari jalan utama.
Jalan menuju Agrowisata Telaga Madiredo dapat diakses menggunakan kendaraan pribadi atau kendaraan umum. Desa Madiredo sendiri sudah memiliki akses jalan aspal yang baik.
Jika Anda menggunakan kendaraan umum, turunlah di stasiun Agribisnis Mantung. Kemudian lanjutkan perjalanan Anda dengan layanan ojek. Dari lokasi ini, persimpangan Desa Madiredo dan Tawansari hanya berjarak 1 km.
Telaga ini berada di perbatasan Desa Lebo dan Sobo. Untuk menuju ke sana, Anda harus mengambil jalan di tengah persawahan. Namun, kini perbaikan akses ke telaga terus dilakukan oleh pengelola dari Pokdarwis dan Pemerintah Desa Madiredo.
Sebagai salah satu objek wisata di Pujon, tiket masuk Telaga Madiredo kini hanya Rp5.000. Sebelumnya, pengunjung tak dikenai biaya sepeser pun alias gratis. Walau tergolong murah, tapi fasilitas umum telah tersedia seperti toilet umum dan warung makan.
Jika ke sana, Anda dijamin tak akan menyesal. Mengapa? Anda dapat menikmati mandi telaga yang menyegarkan dengan harga yang terjangkau. Kedua, wisatawan dapat berpiknik sambil menikmati keindahan alam pegunungan dan persawahan. Apalagi pengelola juga telah membuat spot foto rakitan bambu dan gapura yang kerap digunakan untuk preweding.
Larangan yang Wajib Diketahui Pengunjung
Mandi di kolam sedalam satu meter ini tentu akan menggoda pengunjung untuk segera mandi dan berenang. Namun, ada sebuah larangan dan batasan titik renang yang harus diperhatikan oleh pengunjung.
Pengelola telah memperingatkan pengunjung untuk tidak mendekati titik pusaran. Hal ini dikarenakan aliran air di dalam pusaran tersebut sangat deras sehingga dapat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Karena itu, orang tua harus selalu mengawasi kegiatan yang dilakukan anak-anaknya.