Tugujatim.id – Semua orang biasa menyebut nama ‘Indonesia’, tapi tidak semua orang mengerti dari mana kata itu berasal, dan siapa yang pertama kali menggunakan kata tersebut.
Melansir dari Youtube Narasi TV, dahulu, orang Inggris menyebut gugusan pulau yang tersebar di Asia (kini Asia Tenggara) dengan nama ‘Indian Archipelago’ (kepulauan India). Mereka juga memiliki nama lain untuk tempat ini, yaitu ‘The Estern Asia Islands’ (Pulau-Pulau Asia Timur) atau ‘The Eastern Seas’ (Laut-Laut Timur).
Pada tahun 1847, James Richadson Logan menerbitkan The Journal of Indian Archipelago and Eastern Asia. Jurnal yang membicarakan soal kepulauan di Asia Tenggara. Sementara itu, Belanda juga memberi nama lain untuk Asia Tenggara yang dahulu menjadi wilayah kekuasaannya dengan ‘Nederlanch-indie’ ‘Oost-indie’ atau Hindia Belanda.
Logan mempunyai guru yang mengajukan usulan nama baru untuk gugusan pulau di Asia Tenggara ini, ditulis oleh George Windsor Earl dalam jurnal asuhan Logan pada tahun 1850. Earl lalu mengusulkan ‘Indu-nesians’ atau ‘Malayu-nesians’.
Earl merasa bahwa ‘Malayu-nesians’ lebih cocok. Namun, Logan menentangnya dengan menggunakan kata ‘Indonesia’ pada jurnal yang ia tulis. Kemudian ini dicatat sebagai dokumen pertama yang memuat kata ‘Indonesia’ di dunia.
Semakin populerlah kata ini karena didengar oleh etnolog Eropa dan dijadikan tulisan. Tidak lama, Belanda juga menggunakan kata ini pada tahun 1885. Akhirnya pada April 1917, Soerjo Poetro seorang bangsawan Jawa menggunakan kata ‘Indonesia’ oleh pribumi untuk pertama kalinya. Dia mengatakan itu saat menyampaikan amanat penutup acara penyambutan delegasi Indie Weerbaar.
Lalu di tahun yang sama, organisasi dengan nama Indonesia pertama kali didirikan. Menyusullah penggunaan kata ‘Indonesia’ di Hindia sendiri setelah seorang etnolog Belanda yang menyebut dalam frasa ‘perkara politik Indonesia’. Dr. Tjipto Mangunkusumo juga menggunakan kata tersebut pada kalimat ‘berbagai suku di Indonesia’ di akhir bukunya.
Dari era Logan hingga Tjipto Mangunkusumo, kata Indonesia terus bertransformasi, baik dari sisi geografis ataupun makna. Kata ini digunakan untuk mengganti istilah pribumi atau inlander yang berarti menghina, serta menjadi simbol merdekanya Hindia dari Belanda.
Semakin lama, para tokoh menggunakan nama tersebut untuk berbagai organisasi. Dan, nama lain Indonesia seperti Insulinde, Indier, dan nusantara masih terus ditemukan. Tapi, kalah dengan ‘Indonesia’ yang sudah mendunia.