Oleh: Muhammad Amiril A’la, MH*
Tugujatim.id – Mudik atau pulang kampung sudah menjadi tradisi turun temurun yang dilakukan masyarakat Indonesia setiap menjelang hari raya, khususnya hari raya Idul Fitri. Perjalanan mudik di Indonesia bertujuan untuk berkumpul, bertemu untuk saling melepas rasa rindu dan berbagi, secara khusus di moment lebaran Idul Fitri juga menjadi waktu yang tepat untuk saling maaf-memaafkan.
Namun tahunan ini ternyata sempat terhenti dengan munculnya pandemi Covid-19 sejak 2020 yang melanda di hampr seluruh dunia. Menyebarnya virus Covid-19 ini meluluhlantahkan sendi-dendi kehidupan dan menjadi satu momok yang mengerikan, selain mengancam Kesehatan bahkan keselamatan setiap orang, pandemi Covid-19 juga melumpuhkan pertumbuhan ekonomi, budaya bahkan teknologi di berbagai negara.
Hal ini tentu menjadi perhatian serius yang harus ditangani. Secara nyata kita merasakan bagaimana pola dan tatanan kehidupan berubah, sehingga benar kiranya jika disebut dengan New Normal atau sebuah kenormalan yang baru.
Beberapa kebijakan pemerintah menjadi awal dari dimulainya New Normal mulai dari aturan untuk memakan masker, hand sanitizer, menjaga pola makanan dan olahraga yang baik, sampai pembatasan bersosialisasi atau Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarkat (PPKM) dengan beberapa tingkatan yang harus ditaati serta himbauan atau larangan mudik bagi pemerintah beberapa tahun lalu cukup membuat masyarakat sesak, mengingat tradisi mudik sudah mengakar kuat di hati masyarakat.
Menurut Psikolog Universitas Indonesia, Dr Rose Mini Agoes Salim, ada suatu fenomena yang muncul di masyarakat yaitu pandemic fatigue (kelelahan akibat pandemi). Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, World Health Organization (WHO), situasi seperti ini adalah kehilangan motivasi untuk mengikuti perilaku yang disarankan untuk melindungi diri sendiri dan orang lain dari virus.
Hal ini terjadi karena rasanya kondisi yang dihadapi tidak kunjung membaik dalam waktu tertentu. Merasa jenuh untuk menerapkan pola hidup baru yang disesuaikan dengan protokol kesehatan. Adanya suatu pengalaman di masa dua tahun terakhir terjadi pembatasan untuk berinteraksi, bepergian sehingga terjadi kejenuhan.
Upaya keras yang dilakukan pemerintah dalam memerangi pandemic covid-19 membuahkan hasil di mana angka pasien covid-19 terus menurun dan angka Kesehatan di masyarakat terus membaik. Dengan beberapa pertimbangan termasuk perkembangan kesehatan masayarakat yang positif ini, presiden Jokowi memberikan kabar baik.
Kabar baik itu adalah masyarakat bisa melakukan mudik dengan beberapa syarat yang harus tetap dipatuhi agar penyebaran virus Covid-19 tetap terkendali dengan baik. Persyaratan berupa bukti SWAB dan tes PCR vaksin Booster menjadi salah satu acuan dalam persyaratan mudik di tahun 2022 ini.
Dari data yang disampaikan oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub), jumlah pemudik pada Lebaran 2022 diperkirakan meningkat menjadi 85,5 juta orang. Angka tersebut didapat dari survei mudik Lebaran 2022 ketiga yang dilaksanakan Balitbang Kemenhub setelah Presiden Joko Widodo mengumumkan diperbolehkan mudik Lebaran tahun ini.
Dan pada survei kedua jumlah pemudik berada pada kisaran 79,4 juta sedangkan survei pertama hanya 55 juta orang saja. Artinya, prediksi jumlah pemudik mengalami perubahan setelah masyarakat mengetahui pemerintah memberikan lampu hijau tentang pelaksanaan mudik Lebaran tahun 2022.
Pemerintah juga memberikan kabar gembira dengan terbitnya penetapan pemerintah mengenai perubahan hari libur nasional dan cuti bersama tahun 2022 berupa Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Agama No 375/2022, Menteri Ketenagakerjaan No 1/2022 dan Menteri PANRB No 1/ 2022.
SKB ini berisi antara lain mengenai ketetapan cuti bersama Hari Raya Idulfitri 1443 Hijriah tanggal 29 April, 4, 5,6 Mei 2022 memberikan potensi masyarakat yang akan melakukan mudik lebaran menjadi semakin tinggi. Masyarakat akan memanfaatkan momentum tersebut untuk bisa mudik ke kampung halaman dengan berbagai cara dan beragam moda transportasi yang digunakan
Dari berbagai faktor yang memungkinkan mayarakat dalam melaksanaan mudik tahun ini, Keselamatan dan ketertiban dalam mobilisasi pelaksanaa mudik tentu menjadi tanggung jawab bersama, kelancaran, keselamatan serta ketertiban saat pelaksaan mudik tentu menjadi capaian yang harus diupayakan bersama.
Namun, secara khusus pemerintah harus melakukan beberapan persiapan di berbagai lini mulai dari pengecekan kelaikan armada (Controlling), kesiapan awak kendaraan umum serta mengajak masyarakat yang akan mudik agar tetap mengedepankan mudik sehat dan selamat dengan menggunakan moda angkutan yang aman dan menjaga tubuh tetap fit.
Jumlah pemudik yang begitu banyak menjadi satu tantangan bagi pemerintah untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Kelancaran, ketertiban dan keselamatan mudik bisa dicapai dengan beberapa penanganan dan persiapan yang serius, hal ini juga disampaikan oleh ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) di beberapa kesempatan yaitu;
- Memastikan kelaikan setiap angkutan umum baik angkutan darat, laut dan udara, termasuk kereta api.
- Kesiapan para awak angkutan umum yang kemungkinan selama pandemic tidak bekerja dan diperlukan assessment ulang untuk memastikan kesiapan dalam mengoperasikan angkutan umum dalam perjalanan mudik masyarakat
- Menertibkan angkutan-angkutan yang beroperasi tanpa izin di luar pengawasan dan kendali pemerintah yang berpotensi membahayakan para penumpang
- Mengajak masyarakat yang akan melakukan mudik Lebaran agar tetap mengedepankan mudik sehat selamat dengan menggunakan angkutan yang aman serta menjaga tubuh tetap fit.
Besarnya mobilisasi masyarakat dalam menyambut mudik lebaran serta tercapainya keselamatan dan ketertiban dalam mudik, dibutuhkan kerjasama dari semua pihak, tidak semata di tangan pemerintah saja, peran serta pengusaha/perusahaan swasta yang bergerak dalam layanan jasa angkutan umum dalam menjaga keselamatan moda angkutan yang dimiliki dan dikelolanya serta awak angkutan umum yang ditugaskan harus dipastikan sebelum terjun ke lapangan.
Sebagai imbauan kepada setiap masyarakat yang berencana melakukan mudik lebaran dengan kendaraan pribadi, untuk memastikan kondisi kendaraan sudah baik, demi menjaga keselamatan diri dan keluarga serta memastikan bahwa kendaraan pribadi yang dibawa tidak terjadi kendala mesin sehingga menggangu penggunan arus perjalanan mudik yang lainnya. Sebagai harapan, bagi masyarakat yang akan melaksanakan mudik Lebaran agar tetap mengedepankan mudik sehat, selamat dengan menggunakan moda angkutan yang aman serta tetap menjaga tubuh tetap fit dan kondusif.
*Penulis adalah dosen Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum UIN Sayyid Ali Rahmatullah, Tulungagung.
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugujatim , Facebook Tugu Jatim ,
Youtube Tugu Jatim ID , dan Twitter @tugujatim