Tugujatim.id – Terkadang kita sudah membuat suatu konten dengan konsep sesempurna mungkin. Namun, masih saja sering terjadi kegagalan ketika konten tersebut saat sudah diposting. Mungkin yang bisa kamu lakukan adalah lebih mengenal nilai yang ada pada produk dan keinginan dari konsumen yang kamu targetkan. Salah satu caranya dengan mempelajari Hierarchical Value Map (HVM).
Hierarchical Value Map (HVM) jadi alat yang digunakan untuk memvisualisasikan dan memahami hubungan antara fitur produk, manfaat produk, manfaat pribadi, dan nilai pribadi. HVM membantu dalam memahami apa yang dihargai pelanggan dan bagaimana produk Anda dapat memenuhi kebutuhan mereka.
1. Product Feature
Product Feature merujuk pada fitur atau karakteristik fisik dari suatu produk. Fitur-fitur ini adalah atribut-atribut yang dapat dilihat, dirasakan, atau diukur secara langsung oleh pengguna. Mereka membentuk dasar dari apa yang produk tersebut dapat lakukan atau tawarkan kepada pengguna.
Contohnya pada smartphone. Jadi, bayangkan kamu sedang mencari smartphone baru kan? Nah, saat kamu mulai mempertimbangkan pilihan kali pertama masuk ke pikiranmu pasti adalah fitur-fiturnya.
Misalnya, kamu ingin layar yang gede biar bisa nonton YouTube atau main game lebih nyaman. Terus pasti kamu juga mikirin kualitas kamera buat selfie atau foto-foto keren, kan? Nggak enaklah kalau hasil fotonya jelek, apalagi buat yang suka update Instagram.
Terus, pasti kamu juga memperhatikan kecepatan prosesornya dan berapa banyak kapasitas penyimpanannya. Lagian, nggak mau kan smartphone kamu lemot kayak siput dan cepat penuh karena terlalu banyak aplikasi?
Baca Juga: Horor Parasyte: The Grey, Serial Drama Korea Netflix Terbaru 2024 Garapan Sutradara Train to Busan
Oh ya, jangan lupa juga soal desainnya. Pasti kamu pengen yang keren, tapi juga nyaman digenggam. Dan fitur keamanannya juga penting. Siapa yang nggak mau data-datanya aman? Jadi, pemindai sidik jari atau pengenalan wajah jadi pertimbangan penting.
Terakhir, konektivitasnya juga harus oke. Bluetooth buat denger musik pake earphone wireless, Wi-Fi buat internetan kenceng, dan NFC buat bayar belanjaan pakai smartphone.
Jadi, Product Feature ini kayak fondasi dari segala hal yang bikin produk tersebut menarik kan? Mereka adalah aspek-aspek konkret yang kamu lihat dan rasakan langsung saat menggunakan produk. Dan dari sini, kita bisa mulai melihat nilai-nilai yang lebih tinggi yang terkait dengan penggunaan produk tersebut, seperti manfaat, kepuasan pribadi, atau nilai-nilai emosional lainnya.
Dengan mengerti fitur-fitur produk dengan baik, perusahaan bisa membangun strategi yang lebih bagus untuk bikin produk mereka makin laris dan sesuai dengan kebutuhan para pelanggan.
2. Product Benefit
Product Benefit merujuk pada manfaat atau keuntungan yang diberikan oleh fitur-fitur produk kepada pengguna. Ini adalah hasil positif atau value yang didapatkan pengguna dari penggunaan produk tersebut. Product benefit menjelaskan bagaimana produk memenuhi kebutuhan atau memecahkan masalah pengguna.
Contoh yang sama yaitu pada smartphone. Jadi, bayangkan kamu lagi mikirin mau beli smartphone baru, ya? Nah, pasti kamu pengen tahu apa aja sih yang bakal didapetin dari pakai smartphone itu. Nah, itu yang disebut dengan Product Benefit!
Jadi, misalnya, kalau kamu beli smartphone, pasti enak kan kalau bisa dengan mudah akses informasi dan komunikasi? Nah, ini salah satu manfaatnya karena kamu bisa langsung cari info atau ngobrol sama temen-temen lewat layar gede dan konektivitas yang cepat. Terus pasti juga kamu pengen hasil foto dan video yang bagus dari kamera smartphone. Jadi, buat dokumentasi momen-momen penting atau sekadar selfie cantik, semua bisa dilakukan dengan hasil yang oke.
Ngomong-ngomong soal produktivitas kan? Nah, dengan banyaknya aplikasi yang bisa diakses dan digunakan di mana aja, kamu bisa jadi lebih produktif. Misalnya, bisa ngatur jadwal, ngerjain tugas, atau bahkan kerja remote tanpa masalah. Terus nggak ketinggalan soal hiburan dong!
Smartphone juga bisa jadi teman setia buat streaming musik dan video dengan kualitas yang jernih. Jadi, mengisi waktu luang jadi lebih seru.Terakhir, soal transaksi online? Nah, dengan fitur-fitur kayak NFC atau mobile wallet, kamu bisa bayar belanjaan atau transaksi lainnya dengan cepat dan mudah tanpa perlu repot bawa-bawa uang tunai.
Jadi, Product Benefit ini adalah alasan kenapa produk tersebut bermanfaat buat kamu. Mereka ini yang bikin produk jadi menarik di mata konsumen. Dalam Hierarchical Value Map, Product Benefit biasanya jadi level kedua setelah Product Feature karena mereka menghubungkan langsung fitur-fitur produk dengan nilai yang dirasakan oleh pengguna. Nah, dengan paham betul soal manfaat-manfaat ini, perusahaan bisa lebih oke lagi dalam mempromosikan produk mereka dan bikin pelanggan makin tertarik.
3. Personal Benefit
Personal Benefit mengacu pada manfaat atau keuntungan yang diterima oleh individu secara langsung sebagai hasil dari penggunaan produk atau layanan. Ini adalah hasil positif yang dirasakan oleh pengguna secara pribadi, yang mungkin tidak langsung terlihat atau diukur secara objektif, tetapi memiliki dampak yang signifikan pada kepuasan dan kesejahteraan individu.
Masih tentang smartphone. Jadi coba deh kamu bayangin lagi pakai smartphone yang punya aplikasi perencana keuangan pribadi. Nah, dengan pakai aplikasi itu, kamu bisa dapetin beberapa hal yang bikin hidup finansial jadi lebih enak.
Misalnya, yang pertama-tama pasti bikin nyaman adalah rasanya aman dan bisa kontrol keuangan kamu sendiri. Kamu bisa lebih tenang ngatur duit tanpa perlu panik atau khawatir.
Lalu, nggak cuma itu aja lho. Dengan aplikasi itu, kamu juga bisa mengurangi stres dan kecemasan yang biasanya muncul pas ngurusin urusan keuangan kan? Jadi, hidup jadi lebih tenang. Selain itu, aplikasi perencana keuangan juga bisa bantu kamu ngertiin kebiasaan pengeluaran dan tabungan lebih dalam.
Jadi, kamu bisa lebih pintar lagi ngatur duit biar nggak abis seenak jidat. Dan yang paling keren, aplikasi itu juga bisa membantu kamu mencapai tujuan keuangan. Mulai dari yang jangka pendek sampai yang jangka panjang. Misalnya, punya target buat liburan atau nabung buat masa depan, semuanya bisa tercapai lebih mudah.
Terakhir, dengan punya kontrol yang lebih baik atas keuangan pribadi pasti menambah rasa percaya diri dan kepuasan juga kan? Jadi, rasanya jadi lebih empowered gitu.
Jadi, Personal Benefit ini adalah manfaat yang langsung kamu rasain dan pengaruhnya ke kehidupan sehari-hari kamu. Dalam Hierarchical Value Map, Personal Benefit biasanya jadi level ketiga setelah Product Feature dan Product Benefit. Nah, dengan paham betul soal Personal Benefit-nya, perusahaan bisa lebih fokus lagi dalam membangun nilai-nilai yang lebih kuat buat para pelanggan serta merancang strategi pemasaran yang lebih asyik buat menyoroti manfaat-manfaat pribadi ini.
4. Personal Value
Personal Value mengacu pada nilai-nilai yang lebih abstrak dan emosional yang terkait dengan penggunaan produk atau layanan. Ini mencerminkan prinsip, kepercayaan, atau aspirasi yang dimiliki individu dan bagaimana penggunaan produk tersebut memengaruhi identitas atau pandangan dunia mereka.
Masih terkait tentang smartphone. Jadi, bayangkan kamu lagi mikirin untuk beli smartphone baru ya? Nah, di samping fitur-fiturnya dan manfaat langsungnya, ada juga yang namanya Personal Value yang bisa kamu rasain.
Misalnya, salah satu Personal Value-nya bisa jadi soal eksistensi sosial. Kamu bisa merasa lebih terkoneksi dengan orang lain karena punya smartphone yang canggih dan terbaru. Ini bisa bikin kamu merasa lebih dihargai dan diperhatikan di antara teman-teman.
Baca Juga: Cek! 26 Daftar Prodi UM Terbanyak dan Tersepi Peminat lewat SNBT 2024: Psikologi Terfavorit
Selain itu, ada juga yang namanya kreativitas dan ekspresi diri. Dengan punya smartphone, kamu bisa mengembangkan kreativitas lewat berbagai aplikasi desain atau fotografi. Kamu bisa mengekspresikan diri kamu lewat foto-foto atau video yang dibagikan di media sosial.
Nggak cuma itu, Personal Value-nya juga bisa tentang produktivitas dan efisiensi. Dengan smartphone, kamu bisa lebih efisien dalam menyelesaikan tugas-tugas sehari-hari. Misalnya, dengan berbagai aplikasi produktivitas, kamu bisa lebih mudah mengatur jadwal, mengelola email, atau bahkan mengerjakan tugas kantor di mana saja.
Terakhir, ada juga yang namanya kesenangan dan hiburan. Dengan smartphone, kamu bisa menikmati berbagai hiburan seperti mendengarkan musik, menonton video, atau bermain game di mana pun dan kapan pun kamu mau. Ini bisa jadi sumber kebahagiaan dan kesenangan buat kamu.
Jadi, Personal Value ini adalah nilai-nilai yang lebih abstrak dan emosional yang membuat pengguna merasa terhubung secara pribadi dengan smartphone mereka. Dalam Hierarchical Value Map, Personal Value sering kali menjadi level tertinggi di atas personal benefit, product benefit, dan product feature.
Nah, dengan memahami betul soal Personal Value ini, perusahaan bisa lebih fokus lagi dalam membangun merk yang kuat dan membuat hubungan yang lebih dekat dengan pelanggan. Itulah konsep Hierarchical Value Map yang bisa kamu pelajari, semoga bermanfaat!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Tugujatim.id
Writer: Aliff Muzayyin/Magang
Editor: Dwi Lindawati