CHINA, Tugujatim.id – Banjir besar hantam China bagian tengah tepatnya di provinsi Henan pada Rabu (21/7/2021). Akibat bencana ini, manajemen darurat setempat mengatakan 33 orang tewas. Dari angka ini, 12 orang tewas ketika kereta bawah tanah di Zhengzhou, ibu kota provinsi Henan turut direndam banjir. Selain itu, 8 orang dinyatakan hilang, 256.000 diungsikan dan 376.000 lainnya dipindahkan ke lokasi yang lebih aman.
Banjir dan hujan lebat yang mengguyur kota itu juga memutus aliran listrik dan air bersih. Dalam konferensi persnya, pemerintah setempat mengatakan ada sekitar 468 saluran listrik belum bisa dipulihkan. Adapun total kerugian ditaksir mencapai 1,22 miliar yuan atau sekitar 2,7 triliun rupiah.
Dilansir dari CNN Indonesia, banjir bandang ini disebabkan oleh hujan yang sangat deras di kawasan China bagian tengah. Sejak hari Sabtu (17/7/2021) hingga Selasa (20/7/2021) hujan mengguyur kota Zhengzhou tidak henti-hentinya.
Alhasil, jumlah air tidak terbendung dan menyebabkan banjir besar. Memang curah hujan selama beberapa hari tersebut mencapai rata-rata 640,8 milimeter. Jumlah ini hampir sama dengan rata-rata hujan tahunan di kawasan China itu.
Pemerintah setempat merespon dengan cepat. Dilansir dari Global Times, pemerintah tiba di tempat kejadian pada hari Rabu (21/7/2021), dengan keadaan Kota Zhengzhou telah dipenuhi lumpur dan beberapa tempat rendah lainnya masih digenangi air.
Presiden China, Xi Jinping, memberikan pernyataannya pada hari Rabu. Dia mengatakan agar pihak berwenang di semua tingkatan memberikan prioritas utama untuk memastikan keselamatan jiwa dan properti rakyat. Da juga meminta militer diminta untuk diturunkan agar membantu korban yang terperangkap di beberapa tempat
Selain itu, Xi Jinping menekankan agar semua pihak hati-hati dan ketat menerapkan tindakan pencegahan banjir dan bantuan bencana. Dia memastikan biaya sebesar 100 juta yuan telah didistribusikan oleh Kementrian Keuangan sebagai upaya membantu pemulihan fasilitas dan pemeliharaan air untuk pertanian.
Atas peristiwa ini pemerintah China menyadari beberapa pelajaran yang dapat diambil untuk meminimalisir korban jiwa dan kerugian yang diakibatkan oleh banjir.