MALANG, Tugujatim.id – Bella Vista merupakan salah satu bangunan tua peninggalan Belanda di Kota Malang yang tidak terawat dengan baik. Bangunan tersebut terletak di Jalan Gajahmada, belakang gedung DPRD Kota Malang. Arsitekturnya bercorak klasik Eropa. Bangunan tersebut kini mangkrak tanpa adanya perbaikan atau renovasi.
Saat wartawan Tugujatim.id mengunjungi langsung ke lokasi pada Minggu (26/9/2021) terlihat banyak lumut dan tanaman liar yang menjalar pada sebagian tembok bangunannya. Beberapa bagian seperti jendela, pintu, dan lantai juga tampak sudah rusak tak terawat dengan baik. Ini menandakan bahwa bangunan tersebut telah lama tidak difungsikan. Bahkan terkesan angker bagi yang melihat dan masuk ke dalam.
Bella Vista memiliki banyak ruangan yang mengindikasikan bahwa bangunan ini pernah digunakan sebagai tempat publik. Menurut beberapa cerita, dulu Presiden Soekarno pernah berpidato di halaman depan atau podium bangunan. Peristiwa itu terjadi saat bung Karno meresmikan alun-alun tugu Kota Malang pada 20 Mei 1953. Ada juga yang menyebutkan, dulunya bangunan ini sempat digunakan sebagai kampus.
“Ini dulu peninggalan Belanda. Sempat dibuat kampus. Kadang banyak anak muda datang ke sini, terus masuk ke dalam. Malam-malam juga ada yang datang buat lihat-lihat,” tutur Pak To, tukang parkir di sekitar Bella Vista.
Berdasarkan cerita dari kanal YouTube Inisialku Zar, bangunan ini pernah digunakan sebagai rumah dinas kejaksaan tahun 1980-an. Kemudian awal 1990-an digunakan sebagai lembaga pendidikan bernama STT Atlas Nusantara. Namun setelah itu tidak digunakan lagi dan lambat laun menjadi usang hingga ditumbuhi banyak semak belukar.
Dilansir dari malangtimes.com, mengatakan bahwa bangunan ini pernah digunakan sebagai rumah sakit tahun 1942. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan bentuk ruangan di dalamnya, adanya lampu-lampu bekas operasi, dan dua pintu kembar dengan model kupu tarung.
Sampai saat ini belum diketahui kapan pertama kali Bella Vista didirikan dan siapa yang terakhir kali menempatinya. Sayang sekali apabila bangunan yang besar dan luas ini tidak diperbaiki dan tidak masuk dalam salah satu kekayaan cagar budaya Kota Malang.