MOJOKERTO, Tugujatim.id – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto merangkum peristiwa bencana Hidrometeorologi di Mojokerto. Rangkuman ini mencatat kejadian selama Januari hingga September 2024.
Pada bulan Januari 2024 terjadi 34 peristiwa, mulai dari cuaca ekstrem seperti angin kencang dan banjir. Lalu pada bulan Februari 2024, terjadi 31 peristiwa tentang tanah longsor, banjir dan angin kencang. Kemudian, pada bulan Maret 2024, terjadi total 23 peristiwa.
Sementara terdapat 5 peristiwa pada bulan April 2024. Disusul, hanya 1 peristiwa pohon tumbang di bulan Mei 2024 dan total 2 peristiwa pada bulan Mei 2024.
Pada bulan Juni 2024 hanya ada 2 peristiwa. Sedangkan pada bulan Juli 2024 ada 2 peristiwa, bulan Agustus 2024 ada 1 peristiwa dan bulan September 2024 terdapat 4 peristiwa.
“Mayoritas peristiwa pohon tumbang karena cuaca ekstrem, angin kencang. Juga karena usia pohon atau karena akar yang sudah rapuh sehingga menjadi penyebabnya,” kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Mojokerto, Abdul Khakim, Jumat (04/10/2024).
Khakim menduga, masifnya peristiwa pada awal tahun sebab menjadi puncak dari musim hujan. Umumnya musim hujan terjadi disertai dengan angin kencang. “Beberapa daerah sempat terdampak seperti rumah yang atapnya terkena angin, termasuk sekolah-sekolah dan ruko juga terdampak,” tandasnya.
Sebelumnya, Hujan deras dibarengi angin kencang pada Selasa (5/3/2024) membuat sejumlah daerah di Kabupaten Mojokerto terendam banjir. Data hasil asesmen Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto menyebutkan mulai rumah hingga area sawah tergenang banjir.
Seperti terlihat di dusun Tambakrejo, dusun Gayaman serta dusun Tambakrejo di Gayaman, Mojoanyar. Banjir mulai terlihat bahkan sejak Selasa (5/3/2024) pukul 23.00 WIB. Akibat banjir, sebanyak 20 orang harus mengungsi untuk sementara waktu. Sementara ketinggian air yang masuk ke dalam rumah berkisar antara 20 hingga 40 centimeter. Sedangkan akses jalan desa tergenang air dengan ketinggian sekira 30 centimeter hingga 1,5 meter.
Kejadian serupa juga terlihat di dusun Kauman, Bangsal, Kabupaten Mojokerto. Dari banjir ini, sejumlah 45 rumah terendam banjir dengan ketinggian sekira 40 centimeter. Tak hanya itu, rumah milik Kasana mengalami rusak pada bagian dinding samping. Sementara itu, akses jalan desa tergenang air dengan ketinggian sekitar 60 centimeter.
Banjir juga melanda Kutorejo, Kutorejo, Kabupaten Mojokerto. Rumah milik H. Son mengalami roboh pada dinding rumah. Selain itu pagar balai desa hingga dinding puskesmas roboh akibat terjangan banjir. Akses jalan raya sempat tergenang air. Namun pada Rabu (6/3/2024) pukul 03.00 WIB air sudah surut total.
Kemudian banjir yang terjadi di Wonogiri, Tunggalpager, Pungging, Kabupaten Mojokerto mengakibatkan 4 rumah warga tergenang air dengan ketinggian sekira 150 centimeter. Tapi pada pukul Rabu (6/3/2024) pukul 03.20 WIB air yang menggenangi jalan dusun surut total namun banjir masih menggenangi rumah warga.
Sementara banjir yang terjadi di Sawurkembang, Kenanten, Puri, Kabupaten Mojokerto merendam 13 rumah dengan Ketinggian air sekira 60 centimeter. Sementara ketinggian air yang menggenangi jalan desa setinggi 130 centimeter.
Dampak banjir terbilang parah terlihat di Kedunggempol, Mojosari, Kabupaten Mojokerto. Banjir merendam ratusan rumah hingga hektaran area sawah. Tak hanya itu, ketinggian air di dalam rumah warga mencapai tinggi 50 centimeter. Sementara ketinggian air di jalan desa setinggi 50 hingga 100 centimeter. Banjir yang melanda daerah ini akibat tanggul dengan panjang 20 x 2,5 meter jebol.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Tugujatim.id
Reporter: Hanif Nanda Zakaria
Editor: Darmadi Sasongko