MALANG, Tugujatim.id – “Wah, rame banget!” Ya, memang tak pernah sepi pengunjung! Itulah salah satu ciri khas dari kuliner Rujak Manis Semeru Kota Malang. Bagi Anda pencinta kuliner, kurang afdal dan tak lengkap rasanya jika belum mengunjungi dan mencicipi sajian kuliner di Jalan Semeru No 54 ini. Kudapan segar yang telah melegenda sejak 1986 atau 36 tahun itu memang juaranya pencinta rujak manis.
Gimana pelanggan tak betah berlama-lama berada di sana jika Rujak Manis Kota Malang ini menyuguhkan bumbu legit khas gula merah dengan banyak taburan kacang kasar di atasnya. Apalagi pas cuacanya panas, pengunjung pasti tergoda ingin segera menyantapnya. “Eumm…, bikin pencinta rujak makin ngiler jadinya!”
Selain terkenal akan kesegaran buah dan full service dari owner-nya yang ramah, Rujak Manis Semeru ini juga terkenal dengan porsi yang tak pelit alias melimpah ruah. Bagaimana tidak? Dengan merogoh kocek Rp28.000, Anda sudah bisa menikmati satu porsi rujak manis yang bisa dimakan hingga 3-4 orang lho!
Suparti, 67, owner Rujak Manis Semeru mengatakan, meski namanya rujak manis bukan berarti hanya menyajikan bumbu yang manis saja, tapi juga menyediakan rasa pedas dengan sambal yang ditempatkan terpisah di samping bumbu kacang.
“Namanya rujak manis ya pasti ciri khasnya menggunakan gula merah untuk rasa manisnya. Kami nggak pakai petis. Untuk yang suka pedas, kami juga menyediakan sambal di samping bumbu kacang,” tuturnya saat ditemui pada Sabtu (19/03/2022).
Dia melanjutkan, berbeda dari yang lain, bumbu yang disajikan sengaja dipisah dengan buah dan menu pelengkap lainnya. Tujuannya agar pelanggan merasa puas dengan sepiring bumbu yang melimpah yang tersedia. Apalagi di sini menyajikan beragam buah yang berkualitas dan fresh. Mulai dari pepaya, mentimun, belimbing, nanas, mangga, melon, bengkuang, dan lain-lainnya. Semua buah itu disajikan dalam satu piring penuh dengan tahu sebagai pelengkapnya.
Perempuan yang sebelumnya menjadi ibu rumah tangga itu mengakui, usaha yang dia rintis itu berasal dari keinginannya untuk mandiri dan memilih menu rujak manis sebagai ide jualannya.
”Saya kan pengen mandiri. Lalu saya mikir buka usaha apa ya enaknya yang setidaknya enggak cepat basi dan bisa dinikmati banyak orang. Akhirnya ya buka usaha ini pada 1986,” ungkapnya tampak tersenyum.
Suparti pun melanjutkan kisahnya, sebelum memiliki tempat yang tetap seperti saat ini, dia sempat berpindah-pindah tempat di jalan untuk berjualan.
“Dulu saya jualannya di depan Rumah Sakit Tangkuban Perahu, terus pindah lagi di depan SMP Kristen,” ungkapnya.
Ibu yang berasal dari Kota Dingin itu menyampaikan, tempat usahanya ini tidak memiliki cabang bukan tanpa alasan. Itu sebagai ciri khas bahwa Rujak Manis Semeru hanya berada di tempat ini.
“Nggak ada cabangnya, ya biar orang-orang kalau menyebut Rujak Manis Semeru ya di sini tempatnya,” ucapnya.
Kisah Usahanya Diterpa Pandemi Covid-19
Suparti juga membeberkan, ketika masa pandemi usahanya sempat mengalami penurunan omzet. Dia mengatakan ya kondisinya seperti itu pasti perekonomian semua terguncang.
“Dulu kalau pas pandemi ya sepi pengunjung, omzet juga menurun, Mbak,” ujarnya tampak sedih.
Tapi, dia melanjutkan, kondisi itu kini mulai membaik seiring berjalannya waktu dan omzetnya mulai meningkat lagi.
“Orang-orang kan juga butuh makan ya, jadi perlahan-lahan usaha rujak manis ini mulai ramai lagi,” bebernya.
Dengan dibantu anaknya bernama Yuli dan dua karyawannya, dia bahkan selalu menyetok buah berkualitas dua hari sekali. Sedangkan untuk pelanggannya datang itu datang dari berbagai kalangan, mulai dari mahasiswa, warga Malang Raya, hingga ada yang dari luar kota dengan membawa keluarganya.
“Ya, saya memang jarang bercengkerama dengan pelanggan, tapi banyak yang datang dari luar kota juga,” ujarnya.
Selain menyajikan rujak manis, pelanggan juga bisa mencicipi 10 tahu petis dengan harga Rp15.000 dan menikmati es degan seharga Rp7.000 lho.
“Ya, pastinya ada menu lain selain rujak manis, ada tahu petis, kerupuk, dan minuman es degan,” tegasnya.
Sementara ketika ditanya soal perolehan omzet dalam satu bulan, perempuan kelahiran Desa Gading, Kabupaten Malang, ini hanya tersenyum dan menjawab.
”Rahasia kalau itu, Mbak. Biar saya ajah yang tahu, pokoknya selalu mengucapkan syukur atas nikmat yang diberikan Allah kepada kami selama ini,” ujar ibu tiga anak ini.
Dia pun menyadari dalam membangun usaha hingga bisa bertahan selama 36 tahun ini bukan hal yang mudah, tapi perlu ketelatenan dan tidak mengeluh dengan berapa pun hasil yang didapatkan.
“Namanya jualan, pasti ada pasang surutnya. Kalau rezeki kan memang sudah diatur ya. Tapi, ya gitu kita harus telaten, gimana pun cuacanya saya tetap jualan. Intinya, dijalani dan nggak pantang menyerah,” ucapnya.
Selama jurnalis Tugu Jatim berada di tempat itu, memang banyak pengunjung yang keluar masuk dari berbagai kalangan. Meski cuaca kurang bersahabat, rupanya tidak melunturkan semangat mereka untuk mencicipi Rujak Manis Semeru ini. Salah satunya adalah mahasiswi cantik bernama Neni yang mengatakan suka dengan cita rasa rujak ini karena tekstur bumbunya yang kental.
“Enak sih, bumbunya kental jadi berasa banget apalagi buahnya seger. Saya kan pencinta rasa pedas, jadi menurutku bumbu dan sambalnya enak dan pas banget,” ucapnya.
Sementara itu, Udin, pengunjung lainnya sekaligus pegawai kelurahan di Pasuruan, mengatakan, sering berkunjung ke tempat ini ketika di Malang karena cita rasa yang membuatnya nostalgia dengan suasana tempo dulu.
“Rasanya enak, apalagi bumbunya itu membuat saya bernostalgia dengan citra rasa tempo dulu sewaktu masih mondok,” ungkapnya.
Nah, bagi Anda yang ingin mencicipi rasa maknyusnya Rujak Manis Semeru ini, bisa datang setiap hari, kecuali hari Jumat. Untuk operasionalnya buka mulai pukul 08.00-16.00.
“Hmm, gimana penasaran dengan porsi dan rasa rujak manis ini? Kuy, cobain deh bakalan ketagihan!”
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugujatim , Facebook Tugu Jatim ,
Youtube Tugu Jatim ID , dan Twitter @tugujatim