BOJONEGORO, Tugujatim.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro tidak ingin tinggal diam menghadapi ancaman kekeringan yang terus berulang setiap tahun. Strategi yang disiapkan dalam menghadapi ancaman kekeringan mengadopsi kesuksesan Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta.
Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Pemkab Bojonegoro menggelar sarasehan sekaligus pembekalan bagi calon peserta program live in di Kabupaten Gunungkidul, daerah yang sukses mengatasi krisis air dengan inovasi teknologi dan pemberdayaan masyarakat.
Kegiatan yang berlangsung di ruang Agling Dharma, Gedung Pemkab Bojonegoro, Senin (3/3/2025) diikuti oleh jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, 25 camat, serta 108 kepala desa dari wilayah terdampak kekeringan sepanjang tahun 2024.
Keseriusan Pemerintah Menepati Janji Politik
Wakil Bupati Bojonegoro, Nurul Azizah, menegaskan bahwa langkah ini merupakan bukti keseriusan pemerintah dalam menepati janji politik terkait penyediaan air bersih bagi masyarakat. Program tersebut, kata dia, telah dirumuskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025-2029 sebagai salah satu prioritas utama.
“Setiap tahun ada desa yang mengalami kekeringan. Tahun 2021 ada 60 desa, 2022 bertambah menjadi 80 desa, 2023 meningkat lagi menjadi 90 desa, dan tahun 2024 melonjak menjadi 108 desa. Artinya, ini bukan masalah sepele. Kita harus belajar dari Gunungkidul, yang satu dekade lalu juga mengalami kekeringan parah, tetapi kini berhasil menemukan solusi yang berkelanjutan,” ujarnya.
Menurut Nurul Azizah, salah satu kunci sukses Gunungkidul adalah pengelolaan air berbasis teknologi, seperti pemanenan air hujan dan optimalisasi sumber daya air bawah tanah. Oleh karena itu, peserta live in akan diajak langsung melihat dan mendalami penerapan teknologi tersebut, serta berdiskusi dengan masyarakat setempat untuk memahami strategi yang telah diterapkan.
BACA JUGA: Gaji ke-13 dan ke-14 Tahun 2025: Kepastian, Komponen, dan Jadwal Pencairan
Tak hanya belajar, Pemkab Bojonegoro juga tengah menyiapkan berbagai langkah konkret guna mengatasi krisis air. Beberapa di antaranya adalah pembangunan kolam buis deker untuk budidaya ikan, distribusi bibit ikan dan bantuan ternak unggas bagi warga miskin.
“Kita ingin kembali ke pola hidup yang harmonis dengan alam. Selain kolam ikan, masyarakat juga akan mendapatkan bantuan delapan ekor ayam betina dan dua jantan. Ini bisa menjadi sumber pangan sekaligus tambahan penghasilan,” jelas Nurul Azizah.
Selain itu, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian juga akan mendukung dengan penyediaan bibit sayuran. Harapannya, warga tidak hanya mendapatkan pasokan air, tetapi juga mampu mengembangkan pertanian mandiri yang lebih tahan terhadap perubahan iklim.
BACA JUGA: Wali Kota Mojokerto Beber Empat Program Utama Program 100 Hari Kerja
Kepala DPMD Bojonegoro, Machmuddin, menambahkan bahwa sarasehan ini bertujuan membekali peserta dengan pemahaman mendalam mengenai tahapan program ketersediaan air yang menjadi bagian dari quick wins 100 hari pertama pemerintahan Bupati dan Wakil Bupati.
“Kita perlu belajar membaca alam di desa kita sendiri. Dengan begitu, kita bisa menemukan solusi inovatif dalam mengelola sumber daya air, baik air hujan, air permukaan, maupun air bawah tanah,” ujarnya.
Dengan semangat gotong royong dan pembelajaran dari Gunungkidul, Pemkab Bojonegoro berharap mampu menerapkan solusi jangka panjang untuk mengakhiri siklus kekeringan yang terus menghantui warganya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Tugujatim.id
Reporter : Mochamad Abdurrochim
Editor: Darmadi Sasongko