SURABAYA, Tugujatim.id – Kebun Raya Mangrove Surabaya baru saja diresmikan pada Rabu (26/07/2023). Puluhan spesies mangrove yang tumbuh di kawasan ini menjadi keunikan tersendiri bagi BRIN.
Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko mengatakan bahwa Kebun Raya Mangrove Surabaya memiliki ragam keunikan dari flora dan fauna.
“Selamat untuk arek-arek Suroboyo dan warga Jawa Timur. Tempat ini sangat unik di antara 44 kebun raya di Indonesia yang lain. Ini salah satu yang menurut saya dikelola dengan baik dan konsisten. Karena tidak semua pemerintah daerah berhasil mengolah secara konsisten,” katanya saat turut mendampingi Megawati Soekarnoputri saat membuka peresmian Kebun Raya Mangrove Surabaya, Rabu (26/7/2023).
Dalam pujiannya, Tri Handoko mengatakan bahwa dari 100 pengusulan pemerintah daerah untuk melestarikan mangrove, baginya Surabaya menjadi salah satu kota terbaik.
BRIN mencatat, jumlah spesies di Kebun Raya Mangrove Surabaya yang berhasil diidentifikasi berjumlah 57 jenis tapi baru teregistrasi sebagai koleksi resmi baru 17 jenis.
“Jadi banyak PR untuk Pak Wali,” imbuhnya.
Tri Handoko menjelaskan bahwa kebun raya merupakan tempat konservasi habitus. Sehingga tidak menutup kemungkinan dalam proses pertumbuhannya akan banyak jenis flora dan fauna yang berkembang.
“Kebun raya ini bisa dibilang merupakan satu-satunya tool kami untuk menjaga biodiversitas karena Indonesia itu pemilik biodiversitas terbesar di dunia dari luar, darat nomor dua setelah Brasil,” ungkapnya.
Tidak hanya sebatas sebagai tempat wisata dan edukasi. Kebun Raya Mangrove juga harus memiliki keberlanjutan dari segi pemanfataan pengelolaan flora dan fauna.
“Kami tidak hanya konservasi, tapi bagaimana kami bisa memanfaatkan biodiversitas itu menjadi obat dan sebagainya. Kami sudah siapkan dan semoga akan menjadi sentra untuk pemanfaatan biodiversitas yang masuk termasuk mangrove macam flora dan fauna,” jelasnya.
Tidak hanya itu, Kebun Raya Mangrove juga harus bisa memiliki manfaat dan hal baik lainnya terutama di bidang perekonomian untuk menggerakkan perputaran roda ekonomi masyarakat.
“Kebun raya bukan hanya untuk konversi, tapi akan menjadi sentra perekonomian berbasis ekonomi kreatif dan riset Indonesia ke depan,” ujarnya.
Writer: Izzatun Najibah
Editor: Dwi Lindawati