Di lereng gunung tertinggi di Pulau Jawa, yakni Gunung Semeru, sebuah candi berdiri begitu indah. Candi Jawar namanya. Candi yang terletak di Dusun Sukorejo, Desa Mulyoasri, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang ini diperkirakan merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Majapahit sebelum kerajaan tersebut runtuh.
Oleh masyarakat setempat, candi tersebut juga dikenal sebagai Candi Jejawar, Candi Jawar Ombo, dan Situs Purbakala. Meski demikian, masyarakat lebih sering menyebut candi ini dengan nama Situs Purbakala.
Tak jauh dari lokasi Situs Purbakala, terdapat candi yang juga disebut dengan nama sama. Candi ini sebenarnya merupakan candi buatan yang dibuat oleh salah satu tokoh masyarakat setepat, namun penyebutan ini tentu sering menimbulkan kebingungan di tengah masyarakat yang ingin mengunjungi Situs Purbakala. Candi buatan ini memang dimaksudkan sebagai wisata masyarakat dan sering digunakan tempat berfoto para remaja.
Candi ini bisa dijangkau dari pusat Kota Malang dengan waktu tempuh cukup lama. Kurang lebih dua jam. Sedang jarak yang harus ditempuh dari pemukiman warga menuju candi kurang lebih sekitar 3 km. Para wisatawan dapat berjalan kaki atau menggunakan motor non matic untuk menuju lokasi tersebut dikarenakan medan menuju candi yang cukup menantang dan tidak sepenuhnya beraspal.
Meski demikian, wisatawan dapat memanfaatkan jasa ojek motor trail yang ditawarkan oleh masyarakat setempat. Sepanjang jalan menuju lokasi candi, wisatawan dapat menikmati pemandangan Gunung Semeru dan perkebunan milik masyarakat setempat. Udara di sana pun juga sejuk, bahkan tidak jarang kabut datang menyambut kedatangan para wisatawan.
Candi ini merupakan salah satu potensi yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat setempat. Candi tersebut juga kadang digunakan sebagai tempat berdoa atau ritual masyarakat setempat.
Ritual-ritual tersebut biasanya dilakukan pada malam Suro dan malam Jumat Legi. Tidak hanya itu saja, mayarakat luar daerah khususnya yang berasal dari Bali juga sering mengunjungi Candi Jawar untuk beribadah. Mereka juga biasanya mengunjungi tempat ini saat malam purnama.
Maka dari itu, candi ini terus dikembangkan untuk menjadi objek wisata religius. Masyarakat dan pemerintah juga sedang bekerja sama untuk membenahi dan melengkapi fasilitas penunjang, seperti tempat ibadah, pendopo, kamar mandi, serta jalan menuju lokasi candi
Penulis: Sindy Lianawati
Editor: Gigih Mazda