MOJOKERTO, Tugujatim.id – Berlakunya status tanggap darurat bencana hidrometeorologi pada awal 2024 membuat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto berancang-ancang melakukan langkah antisipatif.
Beberapa upaya yang dimaksud di antaranya penguatan drainase, rantingisasi pohon, serta penertiban baliho semi permanen, termasuk pula pemantauan sampah pada sungai-sungai di Kabupaten Mojokerto mulai hulu hingga hilir.
“Pemantauan sungai sebenarnya sudah dimulai sejak akhir tahun 2023. Beberapa hal yang menjadi perhatian kami seperti sampah di sungai serta enceng gondok yang berpotensi menyumbat atau menghambat proses pembuangan air,” kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Mojokerto, Abdul Khakim, pada Sabtu (13/1/2024).
Pemantauan serupa juga diarahkan pada area-area bekas bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Sisa-sisa material dari karhutla ini menjadi perhatian sebab rawan terbawa arus sungai terdekat. “Sisa-sisa material bekas terbakar kan banyak. Lalu bila terbawa arus sungai akan rawan menyumbat aliran air sungai sehingga bisa menimbulkan bencana banjir,” beber Khakim.
Tak hanya itu, Khakim menjelaskan bahwa Pemkab Mojokerto turut membentuk posko kesiapsiagaan bencana hidrometeorologi pada beberapa kecamatan hingga desa.
“Hal itu untuk meningkatkan pemantauan secara cermat dan berkelanjutan agar mengetahui situasi terkini (real time) terhadap berbagai informasi, terutama cuaca maupun peringatan dini,” jelas Khakim.
Dengan demikian, Khakim turut mengimbau kepada masyarakat agar selalu waspada terhadap segala kemungkinan yang terjadi selama cuaca ekstrem berlangsung.
“Tentu selain mengimbau, kami juga siagakan armada di Pos Damkar Jabon maupun Pos Damkar Mojosari. Dengan harapan masyarakat bisa melapor pada pos terdekat,” pungkas Khakim.
Reporter: Hanif Nanda
Editor: Lizya Kristanti