Tugujatim.id – Carstensz Pyramid atau Puncak Jaya kembali menjadi sorotan setelah kabar duka yang menimpa dua pendaki asal Indonesia, Lilie Wijayanti Poegiono atau Mamak Pendaki dan Elsa Laksono. Keduanya meninggal dunia akibat hipotermia saat mendaki gunung tertinggi di Indonesia itu pada Sabtu (1/3/2025).
Carstensz Pyramid bukan sekadar gunung biasa. Gunung ini memiliki nama Indonesia yakni Puncak Jaya atau Puncak Jaya Wijaya, sedangkan Carstensz Pyramid adalah nama Eropanya.
Dikutip dari laman National Geographic, nama Carstensz Pyramid diambil dari nama orang Eropa pertama yang melihat gunung tersebut, Jan Carstensz pada tahun 1623.
BACA JUGA: Unggahan Fiersa Besari Minta Maaf Atas Kepergian Dua Sahabatnya di Gunung Carstensz Pyramid
Puncak Jaya terkenal sebagai salah satu dari sedikit gunung tropis atau khatulistiwa di dunia yang memiliki gletser. Dengan ketinggian 4.884 meter di atas permukaan laut (mdpl), bagi pendaki gunung ini termasuk dalam daftar World Seven Summits, yakni tujuh puncak tertinggi di dunia.
Medannya yang ekstrem, cuaca yang sulit diprediksi, serta jalur pendakian yang penuh tantangan membuatnya menjadi salah satu gunung paling sulit didaki di dunia.
Gunung Carstensz Pyramid Tertinggi di Indonesia
Carstensz Pyramid terletak di Pegunungan Sudirman, Papua Tengah, dan menjadi satu-satunya gunung bersalju di Indonesia.
Carstensz sendiri merupakan jenis gunung non-vulkanik yang terbentuk dari aktivitas tektonik dan erosi. Gunung ini memiliki medan yang berbeda dari gunung lain di Nusantara karena didominasi oleh tebing curam dan jalur teknis yang membutuhkan keterampilan memanjat tebing dengan teknik ascending dan rappelling.
Sebagai bagian dari Seven Summits, Carstensz Pyramid menjadi tujuan para pendaki dunia.
Berikut daftar tujuh puncak tertinggi di masing-masing benua:
1. Gunung Everest (8.849 mdpl) – Asia
2. Aconcagua (6.961 mdpl) – Amerika Selatan
3. Denali (6.190 mdpl) – Amerika Utara
4. Kilimanjaro (5.895 mdpl) – Afrika
5. Elbrus (5.642 mdpl) – Eropa
6. Vinson Massif (4.892 mdpl) – Antartika
7. Carstensz Pyramid (4.884 mdpl) – Oseania
Tantangan Pendakian Carstensz Pyramid
Mendaki Carstensz Pyramid bukan perkara mudah. Dibandingkan gunung lain di Indonesia, Carstensz memiliki rintangan yang jauh lebih berat. Para pendaki harus menghadapi medan berbatu dan curam. Terdapat tebing setinggi 600 meter yang membuat pendaki harus memiliki keterampilan panjat tebing yang mumpuni.
Selain itu, Carstensz kerap dilanda cuaca ekstrem. Suhu di gunung bisa turun hingga di bawah nol derajat Celsius, terutama saat badai salju datang tiba-tiba.
Hal ini membuat para pendaki beresiko terserang hipotermia. Suhu dingin yang menusuk bisa menyebabkan hipotermia jika pendaki tidak terus bergerak atau tidak menggunakan perlengkapan yang memadai.
Musisi sekaligus pendaki Fiersa Besari, yang juga ikut dalam ekspedisi yang sama namun berbeda rombongan dengan Lilie dan Elsa, mengungkapkan bahwa kondisi cuaca di Carstensz bisa sangat berbahaya.
BACA JUGA: Silowo Merakurak Tuban: Destinasi Wisata Alam Menawan Dengan Pesona Sungai Biru dan Sawah Hijau
“Di ketinggian di atas 4.000-an mdpl, apalagi dalam cuaca buruk, kita memang tidak boleh diam terlalu lama, sebab rentan terkena hipotermia,” kata Fiersa dalam unggahan Instagramnya.
Kejadian meninggalnya dua pendaki di Carstensz Pyramid menjadi pengingat bagi para pendaki tentang pentingnya persiapan matang sebelum menaklukkan gunung ekstrem.
Persiapan fisik, mental, dan teknis sangat diperlukan, terutama untuk menghadapi medan sulit dan cuaca yang tidak menentu. Insiden ini sekaligusmenjadi pengingat bahwa keselamatan adalah prioritas utama dalam setiap ekspedisi pendakian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Tugujatim.id
Reporter: Feni Yusnia
Editor: Darmadi Sasongko