BATU, Tugujatim.id – Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa meminta Bank Jatim berperan aktif menghindarkan pedagang di Kota Batu dari rentenir. Karena selama ini rentenir juga banyak beroperasi secara diam-diam di pasar-pasar.
Seiring pembangunan Pasar Induk Among Tani di Kota Batu yang hampir rampung, Khofifah akan menggandeng Bank Jatim untuk mendampingi para pedagang ketika pasar sudah bisa ditempati nanti. Harapannya, lembaga perbankan ini bisa beroperasi 24 jam.
”Karena kan ada pasar sayur yang beroperasi mulai pukul 12 malam hingga pukul 5 pagi itu. Saya minta agar Bank Jatim siap memberikan dukungan perbankan. Dari malam sampai pagi sehingga ketika pedagang butuh sewaktu-waktu bisa pinjam ke sini daripada ke rentenir,” ucap Khofifah, pada Sabtu (25/3/2023).
Nantinya, mekanisme pemberian dukungan biaya pedagang ini akan dikaji lebih lanjut. Khofifah sendiri pernah mempelajari sistem kolaborasi perbankan daerah dengan pedagang di salah satu pasar.
Dari hasil pengamatannya itu, dia menyarankan dari Pasar Induk Among Tani membentuk tim untuk mempelajari mekanisme pemberian dukungan perbankan di pasar.
”Jadi misal pedagang mau kulakan itu bisa didukung (pinjam) Bank Jatim. Misal pinjaman maksimal tiga hari. Itu pernah saya temui di salah satu pasar yang saya datangi. Tentu itu sangat membantu pembiayaan pedagang,” jelasnya.
Jika hal itu dapat terwujud, kata dia, pasar yang menjadi bagian dari proyek strategis nasional senilai Rp152 miliar itu bisa semakin mewujudkan diri menjadi pasar yang tak kalah saing dengan pasar modern.
Khofifah berharap pasar itu bisa selesai tepat waktu karena kemungkinan Presiden RI, Joko Widodo meresmikan Pasar Induk Among Tani. Mengingat ini menjadi bagian dari proyek strategis nasional.
Direktur Keuangan, Treasury dan Global Services Bank Jatim, Edi Masrianto merespon positif atas gagasan tersebut. Pihaknya komitmen untuk berkolaborasi dengan para pedagang.
Dia mengatakan, saat ini jumlah nasabah Bank Jatim yang berasal dari pedagang Pasar Induk Among Tani sebanyak 80 persen. Potensi kolaborasi itu mungkin dilakukan karena interaksi Bank Jatim dengan para pedagang sudah terjalin selama ini.
“Bank Jatim berpartisipasi ikut mengembangkan ekonomi daerah. Apalagi tujuannya agar bisa mendirikan layanan kepada pedagang sehingga tidak terjerat rentenir. Kami pastikan Bank Jatim akan hadir. Buka mulai pukul 10 malam hingga 10 pagi juga bisa, tidak masalah,” ujarnya.
Kata dia, berbagai macam jenis kemitraan sudah dilakukan oleh Bank Jatim dengan para pedagang selama ini. Mulai pembagian hasil hingga pembiayaan penuh oleh Bank Jatim. Dengan pengalaman tersebut, Edi cukup yakin bisa menjangkau para pedagang sesuai keinginan Gubernur Jatim.
“Yang penting pasar ini bisa menjadi pasar besar, menjadi ikonnya Jawa Timur dan membawa manfaat bagi pedagang. Bukan hanya Batu dan Malang saja, tapi untuk Jawa Timur. Minimal ekonomi menengah ke bawah bisa terakomodir karena kualitas barang di pasar ini pasti terjamin. Di Kota Batu ini produk pertaniannya juga bagus,” pungkasnya.