MALANG, Tugujatim.id – Teguh Kiswanto dan keluarganya gusar karena keponakannya, Audi Nesa Alfiari (18), warga Mergosono, Kota Malang, tidak bisa dihubungi sejak Arema FC dan Persebaya Surabaya usai bertanding, pada Sabtu malam (1/10).
Hingga Sabtu dini hari, dia tidak bisa menghubungi sang ponakan. Tak lama berselang, di Facebook, dia mendapatkan kabar bahwa terjadi kericuhan di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang.
Yang membuat dia semakin gusar, kericuhan itu terjadi di tribun selatan, tempat Audi Nesa biasa nonton Arema FC. Dia juga mendapatkan kabar bahwa korban tewas sudah seratus orang lebih.
“Karena itulah, langsung saya ajak keluarga Audi untuk mencari dia di rumah sakit,” kata warga Jalan Muharto Kota Malang ini, kepada tugumalang.id, pada Minggu siang (2/10).
Pertama kali yang dicek adalah RSUD Kanjuruhan Kepanjen. Di situ, Audi Nesa tidak ada. Baru setelah itu, dia ke RSKB Hasta Husada, Kepanjen, Kabupaten Malang, juga tidak menemukan.
“Baru kita temukan di RS Wafa Husada, sudah tidak bernyawa,” kata pria yang sehari-hari bekerja sebagai sopir angkot ini.
“Kita temukan di RS Wafa Husada pukul empat dini hari, baru pukul 10 pagi tadi beliau dimakamkan di pemakaman di Mergosono, Kota Malang,” imbuhnya.
Dia menceritakan, Audi menonton Arema FC setelah dia membeli tiket yang dimiliki Teguh. “Saya kok tiba-tiba malas menonton, akhirnya tiket saya dibeli dia,” katanya.
Setahu Teguh, Audi baru dua kali menonton Arema FC, sebelum akhirnya wafat karena tragedi di Stadion Kanjuruhan tersebut. “Setahu saya dia nonton lawan Persija dan Persebaya ini,” pungkasnya.