SURABAYA, Tugujatim.id – Tugu Media Group yang membawahi tugujatim.id dan tugumalang.id serta PT Parama Global Inspira DC Surabaya, bagian dari PT Paragon Technology and Innovation, ini menjalankan agenda silaturahmi ke “center office” Suara Surabaya, juga berkunjung ke rumah dari Dahlan Iskan.
Tatkala sampai di kediaman Dahlan Iskan, sekitar pukul 12.58 WIB, tim rombongan memarkir kendaraan. Membunyikan bel yang ada di pagar, ternyata di dalam rumah Dahlan Iskan sedang kedatangan tamu lainnya.
Kami dipersilakan masuk, duduk di teras rumahnya yang teduh. Tidak lama, sosok Dahlan Iskan datang dengan sapaan hangat kepada tim rombongan.
Tidak bisa menemani lama karena ada tamu lain yang harus dijamu, kami menyampaikan salam pada Dahlan Iskan dari CEO PT Paragon Technology and Innovation Salman Subakat karena berhalangan hadir.
Dahlan Iskan membahas singkat soal Gerakan Jurnalis Peduli Pendidikan (GJPP) yaitu tentang kontribusi yang bisa diberikan pada perusahaan dan reputasi apik PT Paragon. Satu kalimat yang penulis catat saat mengobrol singkat dengan Dahlan Iskan.
“Iya betul, Paragon itu hebat sekali, Paragon hebat, Paragon punya prinsip, tidak seperti perusahaan lainnya,” ujarnya sembari ditutup dengan foto bersama hingga penyerahan bingkisan dari Wardah dan Kahf.
Sementara itu, sebelum tim rombongan menuju ke rumah Dahlan Iskan, obrolan di lantai 3 kantor Suara Surabaya pun masih berlanjut begitu hangat. Tugu Media Group dan PT Parama Global Inspira DC Surabaya menyimak dengan antusias beragam hal terkait Suara Surabaya. Sesekali mereka meneguk teh hangat yang disuguhkan.
Setelah Kepala HRD Suara Surabaya Rudi Hartanto bercakap-cakap dengan gayeng, giliran Manajer Produksi Suara Surabaya Eddy Prasetyo yang menggoreng percakapan menjadi lebih “lezat”.
Eddy yang memiliki latar belakang ilmu politik di Universitas Airlangga (Unair) Surabaya menyebut secara filosofis, Suara Surabaya juga memberdayakan masyarakat dan melakukan pemberdayaan publik dari sekian program dan berita yang diproduksi.
“Kalau tadi Mas Rudi sudah cerita agak menukik dan ‘to the point‘. Kalau saya ingin lebih filosofis bahwa SS (Suara Surabaya, red) ingin melakukan pemberdayaan publik,” jelasnya.
Salah satunya melalui program Indonesia Bangkit. Eddy menegaskan bahwa program itu tidak hanya berupa formalitas belaka, tapi juga memiliki andil dalam bentuk “movement” atau pergerakan.
Eddy mengatakan, kelebihan radio dapat masuk pada hubungan “chemistry” antara pendengar dan penyiar, semacam mirip berbicara secara langsung hingga timbul kedekatan antara media dan masyarakat.
“Bahwa program Indonesia Bangkit, bahkan itu juga sebuah ‘movement‘. Melakukan sesuatu yang konkret, jadi kelebihan radio adalah personal. Kalau dengar radio, seakan bicara personal dengan penyiarnya,” jelasnya.

Bahkan, setiap melakukan siaran radio, Eddy menambahkan, Suara Surabaya tidak pernah memakai kata ganti orang ketiga. Hal itu dapat membantu menggerakkan kedekatan antara media dan pendengar, amat membantu untuk menemukan benda yang hilang.
“Jadi, kalau di radio kami tidak pernah memakai ganti orang ketiga. Contoh benda yang hilang dilaporkan ke SS, tujuannya satu, untuk ketemu. Semua media kami gerakkan untuk membantu, hampir 100 persen ketemu,” ujarnya.
Setelah puas mengobrol soal Suara Surabaya dan berbagai program yang dibawa, Tugu Media Group dan PT Parama Global Inspira DC Surabaya pamit undur diri, silaturahmi itu ditutup dengan foto bersama.
Rombongan kami turun ke lantai dasar, menuju ke kendaraan masing-masing untuk meluncur ke kediaman Dahlan Iskan, rute silaturahmi berikutnya. Perlu waktu sekitar 20 menit untuk sampai ke Sakura Regency, Jalan Ketintang Baru Surabaya.
Untuk diketahui, yang hadir dalam kunjungan ini yaitu CEO Tugu Media Group Irham Thoriq, wartawan tugujatim.id area Surabaya Rangga Aji, dan Marketing tugujatim.id Dimas Ari. Sementara dari Paragon hadir konsultan bagian CSR yang juga Founder Pondok Inspirasi Rico J. Artanto, Market Development DC Paragon Surabaya Ima, dan sejumlah leader dari DC Paragon Surabaya.