TUBAN, Tugujatim.id – Dampak pandemi Covid-19, harga kedelai impor di Kabupaten Tuban terus mengalami kenaikan. Lonjakan harga ini terjadi secara bertahap mulai harga Rp 7.500 per kilogram hingga menembus Rp 10.200 per kilogram. Kondisi ini, dikeluhkan para pengusaha tahu di Kabupaten Tuban.
Salah satunya Mat Yani (50), pengusaha tahu asal Desa Mandirejo, Kecamatan Merakurak, Kabupaten Tuban. Saat dikonfirmasi, pria paruh baya itu mengatakan sejak Covid-19 masuk Indonesia 2020 lalu, harga kedelai impor terus merangkak naik hingga menembus harga Rp 10.200 per kilogram. .
“Padahal sebelum pandemi, kenaikan tertinggi maksimal di kisaran harga RP 8.000 per kilogram,” ujar Mat Yani saat ditemui di lokasi usahanya, Senin (15/11/2021).
Bahkan usaha yang dirintisnya sejak belasan tahun ini, sempat beberapa kali hampir gulung tikar, karena biaya operasional tak sebanding dengan keuntungan yang didapatkan.
Untuk tetap bertahan, dia terpaksa memperkecil ukuran tahu yang dijual. Selain itu, harga tahu juga dinaikkan dari semula Rp 25.000 menjadi Rp 28.000 per petak.

“Ukurannya kita perkecil. Menyesuaikan kondisi dan situasinya,” katanya.
Meski sudah mengurangi ukuran dan menaikkan harga jual tahu, keuntungan yang didapat tidaklah seberapa. Mat Yani hanya berharap, usaha tahu miliknya tetap beroperasi dan bertahan di tengah pandemi.
“Ya mau bagaimana lagi. Ini satu-satunya usaha yang hari ini digeluti. Disyukuri saja mas,” katanya pasrah.
Atas kondisi ini, para pengusaha tahu menginginkan agar pemerintah bisa turun tangan dan membantu menurunkan harga kedelai impor di pasaran. Sehingga, usaha tahu bisa terus berjalan dan mendapatkan keuntungan seperti sedia kala.
“Ya kita mohon pemerintah juga ikut andil, untuk mengatasi permasalahan ini,” pungksanya.