PASURUAN, Tugujatim.id – Dampak wabah Penyakit Kuku dan Mulut (PMK) sangat berpengaruh terhadap penjual hewan kurban di wilayah Kota Pasuruan. Berdasarkan pantauan di sejumlah lapak-lapak hewan di pinggir jalan, tidak terlihat satu pun penjual yang menjual hewan kurban jenis sapi.
Seluruh lapak hewan kurban di Kota Pasuruan hanya terlihat menjual ternak jenis kambing dan domba saja. Menurut Suhartini, salah satu penjual hewan kurban mengaku tahun ini dia memang sengaja tidak menjual sapi.
Penjual hewan kurban yang membuka lapak di jalan jalan Patiunus ini mengaku peminat sapi menurun drastis dibandingkan tahun lalu.
“Kalau sapi ndak ada disini. Tidak ada peminatnya. Kalau tahun lalu masih ada,” ujar Suhartini.
Di lain sisi, penjualan hewan kurban jenis kambing justru mengalami peningkatan. Akibat wabah PMK, para pembeli hewan kurban beralih membeli kambing dibandingkan sapi. Selain lebih murah, kambing dinilai lebih kuat dan tidak rentan tertular penyakit PMK.
Suhartini mengaku dari 20 kambing yang dia bawa, tinggal 2 kambing saja yang belum laku. Menurutnya harga jual kambing pun cukup stabil. Untuk kambing kecil dijual seharga 2,5 juta. Sementara kambing besar dijual Rp 5,5 juta.
“Penjualan kambing lebih bagus tahun ini daripada tahun lalu. Kalau tahun lalu mungkin pembeli berkurang karena masih terdampak Corona,” imbuhnya.
Hal senada juga dirasakan Haji Kholik salah satu peternak besar di wilayah Kota Pasuruan Kholik. Peternak yang sapinya pernah dibeli oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini mengaku jualan sapinya sepi akibat PMK. Hingga H-3 hari raya Idul Adha, baru satu sapi miliknya yang laku.
“Sapi baru satu ini yang laku. Kalau kambing sudah keluar sekitar 30 an,” pungkasnya.
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugujatim , Facebook Tugu Jatim ,
Youtube Tugu Jatim ID , dan Twitter @tugujatim