JEMBER, Tugujatim.id – Kurun waktu satu tahun, angka kemiskinan makro Kabupaten Jember mengalami penurunan, puluhan ribu orang terbebas dari kemiskinan. Setidaknya, di Maret 2023 jumlah penduduk miskin di Kabupaten Jember sebesar 236,46 ribu jiwa.
Sedangkan Maret 2024, jumlah penduduk miskin, yang merupakan penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan (GK) mencapai 224,77 ribu jiwa. Artinya, jumlah tersebut berkurang sebesar 11,69 ribu jiwa.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Jember, Tri Erwandi mengungkap bahwa persentase penurunan tahun 2024 sebesar 0,5 persen. Dimana, pada tahun 2023, Kabupaten Jember sempat mengalami kenaikan angka kemiskinan mencapai 0,12 persen.
“Di tahun 2024 itu mengalami penurunan sebesar 0,5 kalau sebelumnya di tahun sebelumnya (2023) itu mengalami kenaikan 0,12 tapi sekarang turun sebesar 0,5,” ujar Tri Erwandi, kepada para awak media pada Kamis (1/8/2024).
Tri Erwandi juga menjelaskan alasan di balik menurunnya persentase kemiskinan di Kabupaten Jember. Menurunnya, inflasi di atas enam persen membuat Kabupaten Jember di tahun 2023 lalu mengalami kenaikan persentase kemiskinan.
“Karena apa? Di antaranya infalsinya dulunya masih di atas enam persen, Maret yang lalu 6,48 sekarang sudah 2,53 jadi selama setahun itu kenaikan harga barang masih bisa kita tahan, sehingga daya beli masyarakat itu lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya, itu yang menyebabkan kemiskinan kita turu,” jelasnya.
Dirinya juga menegaskan bahwa, angka kemiskinan sebesar 224,77 ribu jiwa tersebut merupakan angka yang besar. Hal tersebut tidak terlepas dari populasi Kabupaten Jember, yang menempati terbesar ketiga di Jawa Timur, yaitu sekitar 2,6 juta.
“Tetapi dalam angka absolut nya, riil nya masih 224 ribuan, masih banyak, kenapa, karena penduduk kita terbanyak ketiga se Jatim ya, biasanya saingan kita ya Malang ya, Malang itu lebih banyak lagi, cuman kalau membangdingkan pas di persentasenya jangan yang di angka absolutnya,” jelasnya.
Lanjut Tri Erwandi, jika dibandingkan dari angka absolut, daerah yang memiliki jumlah penduduk terbanyak dapat dipastikan juga paling banyak kemiskinannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Tugujatim.id
Reporter: Diki Febrianto
Editor: Darmadi Sasongko