Seiring berjalannya waktu, sebagian besar orang meyakini bahwa nilai-nilai Pancasila sudah jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi perkembangan zaman dan teknologi banyak membawa pengaruh luar ke Indonesia. Akhirnya identitas bangsa perlahan mulai pudar.
Pancasila yang merupakan dasar negara pun perlahan dilupakan. Ada banyak orang yang sudah mulai tidak hafal bunyi Pancasila. Hal ini cukup disayangkan karena pada dasarnya pancasila memuat nila-nilai yang sesuai dengan kehidupan masyarakat Indonesia. Maka dari itu, kita harus kembali menguatkan bangsa ini dengan nilai-nilai Pancasila. Hal ini bisa dilakukan dengan banyak hal, misalnya belajar melalui film yang mengangkat tema Pancasila.
Baca Juga: Mau Belanja Aman di Online Shop? Tips-tips Ini Wajib Anda Ketahui!
Berikut adalah film-film tersebut.
1. LIMA
LIMA merupakan film yang dirilis seseuai arahan Lola Amaria selaku sutradara. Sesuai dengan judulnya, film ini mengisahkan tentang nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Film ini akan menyiratkan makna dari nilai-nilai tersebut dari sila pertama hingga kelima., yakni Tuhan, kemanusiaan, persatuan, musyawarah, dan keadilan.
Ada banyak pesan moral dan nilai Pancasila yang dapat diperloh melalui film ini. Pesan moral tersebut di antaranya bagaimana kita harus menyikapi perbedaan, bagaimana cara kita menyelesaikan konflik, serta bagaimana usaha kita dalam menciptakan keadilan. Maka dari itu, film ini harus ditonton oleh para generasi muda yang akan menerima tongkat perjuangan berikutnya.
2. Pantja-Sila: Cita-cita dan realita
Pantja-Sila: Cita-cita dan realita merupakan film dokumenter historis yang digarap oleh Tino Saroengallo dan Tyo Pakusadewo. Film yang pertama kali ditayangkan tahun 2016 ini terinspirasi dari pidato Bung Karno tanggal 1 Juni 1945 saat sidang BPUPKI. Peristiwa ini pun dikenal sebagai hari kelahiran Pancasila.
Film ini menampilkan Tyo Pakusadewo yang berperan sebagai Bung Karno. Ia mereka ulang bagaimana Bung Karno saat berpidato dan berorasi di sela-sela sahutan dari para tokoh yang hadir. Film ini dibuat agar generasi muda bisa mendengar pidato Bung Karno yang penuh dengan cita-cita besar untuk Indonesia dan memuat nilai-nilai Pancasila.
3. Sayap Kecil Garuda
Sayap Kecil Garuda merupakan film yang dirilis pada seseuai arahan Aditya Gumay selaku sutradara. Film ini seperti representasi kita di masa kecil. Film ini berkisah tentang seorang anak kelas 2 SMP yang bernama Pulung. Ia kesulitan menghafal Pancasila dan makna lambangnya.
Pulung memang anak yang sering tidak naik kelas. Meskipun demikian, ia memiliki kepribadian yang baik di mata semua orang. Ia adalah anak yang rajin dan suka menolong tanpa pamrih. Ia selalu bersikap baik pada semua orang, termasuk pada sang ibu yang telah meninggalkannya sejak lama.
4. Tanah Air Beta
Tanah Air Beta merupakan film yang dirilis seseuai arahan Ari Sihasale selaku sutradara. Film ini berkisah tentang kehidupan sebuah keluarga yang harus berpisah karena pelepasan Timor Timur dari Indonesia pada tahun 1998. Sang tokoh utama dan anaknya memilih pergi ke Kupang, NTT karena ingin tetap menjadi bagian dari Indonesia.
Semua itu harus ia bayar dengan mahal karena sang anak laki-laki memilih tetap bertahan di Timor Timur. Film ini menampilkan nilai persatuan dalam Pancasila yang dipegang teguh oleh sang tokoh utama. Nilai persatuan ini pun menunjukkan bagaimana kecintaannya terhadap Indonesia.
Baca Juga: 6 Rekomendasi Drama Saeguk, Drama Korea Berlatar Belakang Kerajaan
5. Cahaya dari Timur: Beta Maluku
Cahaya dari Timur: Beta Maluku merupakan film yang dirilis seseuai arahan Angga Dwimas Sasongko selaku sutradara. Film ini mengangkat nilai-nilai pancasila yang seharusnya selalu ada dalam kehidupan bermasyarakat dalam balutan olahraga. Film ini berkisah tentang seorang mantan pesepak bola yang kembali ke daerah asalnya.
Di daerah tersebut, konflik agama sering terjadi dan anak-anak pun sering menjadi korban. Ia pun bertekad menyelamatkan anak-anak melalui sepakbola. Perjuangan tersebut pun tidak sia-sia, tim ini berhasil mewakili Maluku ke nasional dan konflik agama pun perlahan bisa diatasi. Akhirnya mereka bisa saling toleransi dan saling bantu untuk mendukung anak-anak yang sedang berjuang di tingkat nasional. (Sindy Lianawati/gg)