MOJOKERTO, Tugujatim.id – Persepsi orang terhadap penyandang difabel tidak selalu sama. Bagi sebagian orang, mereka memiliki kekurangan sehingga perlu dihargai. Namun, difabel Mojokerto bernama Sugeng Siswoyudhono tidak memikirkan begitu. Menurut dia, difabel juga perlu mendapat hak yang sama seperti warga sipil lainnya.
“Belajar dari salah satu saudara kami yang dulu mau menikah di KUA. Ternyata tidak ada akses bagi penyandang difabel. Ya, saya marahi petugas KUA kenapa nggak tersedia aksesnya,” kata Sugeng Siswoyudhono saat ditemui Tugu Jatim, Rabu (02/08/2023).
Tidak hanya itu, pandangan Sugeng berangkat dari undang-undang yang mengatur hak penyandang disabilitas yang sama dengan warga sipil pada umumnya. Hak tersebut dituangkan dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas.
“Selama ini kehidupan penyandang difabel rentang sekali dengan diskriminasi. Seakan mereka berbeda dengan manusia pada umumnya. Padahal, mereka sudah dijamin oleh UU kalau hak penyandang disabilitas sama dengan warga lainnya,” terang Sugeng Siswoyudhono.
Akibat perlakuan terhadap penyandang difabel yang belum berjalan semestinya, membuat Sugeng tergerak memberikan sumbangsih berupa kaki palsu. Bagi dia, alat tersebut tidak hanya membantu penyandang difabel secara fisik saja, tapi juga memperbaiki kondisi batin mereka.
“Alat bantu ini setidaknya memberikan harapan kepada saudara-saudara kami bahwa mereka bisa melanjutkan hidup. Kalau hanya bikin kaki palsu sih bisa dipelajari. Tapi, terpenting itu bagaimana membangkitkan semangat penyandang difabel,” ujar Sugeng.
Maka, bagi Sugeng, beragam penghargaan yang telah dia raih tidak memiliki makna sama sekali. Menurut dia, penyandang difabel sama sekali tidak perlu dihargai.
“Kenapa kok dihargai? Kalau cuma dihargai, apalagi dikasih bantuan, itu cuma bikin manja saja. Tidak berkembang nantinya,” tegas warga Kauman, Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto, ini.
Sugeng meminjam analogi alat pancing. Bagi Sugeng, penyandang difabel perlu mendapat alat pancing, bukan diberikan ikan segar, apalagi ikan yang sudah diolah.
“Kalau dikasih alat pancing, mereka sendiri yang akan berjuang. Dengan berjuang, bisa meningkatkan rasa percaya diri penyandang difabel. Mental mereka juga terasah dengan bagus. Terpenting itu mentalnya,” ujar Sugeng.
Writer: Hanif Nanda Zakaria
Editor: Dwi Lindawati