Dilebur ke BRIN, Ini Sejarah LBM Eijkman dan Regulasinya

Dwi Lindawati

News

LBM Eijkman. (Foto: Website Eijkman.go.id/Tugu Jatim)
Gedung LBM Eijkman. (Foto: Website Eijkman.go.id)

Tugujatim.id – Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman adalah lembaga penelitian yang diperbarui, non profit, dan didanai pemerintah pada bidang biologi molekuler dan bioteknologi kedokteran. Melansir dari Eijkman.go.id, LBM Eijkman yang dinaungi Kementerian Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi ini mengusung misi untuk memajukan perkembangan penelitian dasar dan terapan bidang biologi molekuler di Indonesia serta menerapkan hasil penelitian untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Riset LBM Eijkman berfokus pada biomedis, biodiversitas, bioteknologi dan biosekuritas, dan telah memberikan kontribusi penting dalam perkembangan ilmu biomolekuler di Indonesia. Pada September 2021, muncul kebijakan peleburan LBM Eijkman ke Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang sempat menuai pro kontra. Lantas bagaimana sejarah LBM Eijkman dan regulasi peleburan lembaga penelitian tersebut? Simak penjelasan Tugu Jatim ID berikut ini!

Sejarah LBM Eijkman

Melansir dari kabar24, Lembaga Eijkman pertama kali didirikan pada 1888 oleh Pemerintah Hindia Belanda dengan nama Central Geneeskundig Laboratorium (Laboratorium Pusat Kesehatan di area Rumah Sakit Militer Hindia Belanda) yang sekarang menjadi RS Gatot Subroto di Jakarta Pusat. Pada 1938, nama tersebut diganti Lembaga Eijkman.

Dilansir oleh eijkman.go.id, penamaan lembaga ini diambil dari peneliti Christiaan Eijkman. Eijkman merupakan dokter dan ahli patologi yang meneliti hubungan antara pola makan buruk yang menyebabkan beri-beri dan meletakkan dasar penemuan vitamin. Riset dan penemuan tersebut mengantarkannya meraih Nobel dalam bidang Fisiologi atau Kedokteran bersama Sir Frederick Hopkins pada 1929.

Laman nasional kompas, menyebutkan Eijkman lahir di Nijkerk, Belanda, pada 11 Agustus 1858 dan meninggal pada 5 November 1930 di Utrecht, Belanda. Dia meraih gelar dokter dari University of Amsterdam pada 1883 dan menjabat petugas medis di Indonesia pada zaman penjajahan Belanda (1883-1885). Dia kembali ke Jawa untuk meneliti penyebab beri-beri pada 1886. Saat itu dia diangkat sebagai direktur laboratorium penelitian untuk anatomi patologis dan bakteriologi dari Sekolah Kedokteran Jawa di Batavia (Jakarta).

Mengutip dari kabar24, Chistian Eijkman menjadi direktur pertama dari Lembaga Eijkman yang berhasil menemukan hubungan antara kekuarangan vitamin B1 dan penyakit beri-beri yang mendasari konsep viamin modern.

Namun, sekitar tahun 1960-an, Eijkman mengalami penutupan akibat pergolakan politik di Indonesia. Eijkman dihidupkan kembali secara resmi pada Juli 1992, berdasarkan Surat Keputusan Nomor 475/M/Kp/VII/1992 tentang Pendirian Lembaga Biologi Molekuler Eijkman saat Menteri Riset dan Teknologi dijabat oleh B.J.Habibie.

Regulasi Peleburan LBM Eijkman ke BRIN

Mulai September 2021, dilansir dari lapan.go.id, LBM Eijkman secara resmi terintegrasi dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berdasarkan Peraturan Presiden No 78/2021. Setelah melebur ke BRIN, LBM Eijkman kini bernama Pusat Riset Biologi Molekuler (PRBM). Peleburan lembaga riset ini dilandasi regulasi Pasal 65 ayat (1)-(4) pada bab Pengintegrasian. Pasal 65 ayat (1) menyatakan bahwa ”Tugas, fungsi, dan kewenangan pada unit kerja yang melaksanakan penelitian, pengembangan, dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi di lingkungan kementerian/lembaga dialihkan menjadi tugas, fungsi dan kewenangan BRIN”.

Pengalihan tersebut meliputi pengalihan PNS, perlengkapan, pembiayaan dan aset yang dipergunakan untuk melaksanakan tugas dan fungsi tersebut dan menjadi PNS, perlengkapan, pembiayaan, dan aset BRIN. Pengalihan tugas, fungsi, dan kewenangan tersebut dikoordinasikan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang aparatur negara dengan melibatkan unsur Badan Kepegawaian Negara, Kementeriaan yang menyelenggarakan urusan pemerintah dalam bidang keuangan, kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintah dalam bidang perencanaan pembangunan, BRIN, dengan mengikutsertakan kementerian/lembaga terkait.

Popular Post

Mengusahakan Pertolongan Ilahi.

Kisah Hidup Pendiri Wardah Resmi Tayang di YouTube, Ini Sinopsis Film “Mengusahakan Pertolongan Ilahi”

Dwi Linda

SURABAYA, Tugujatim.id – Kisah hidup Nurhayati Subakat, sosok di balik kesuksesan PT Paragon Technology and Innovation, hadir dalam film bertajuk ...

Ansor Kota Malang.

PC GP Ansor Kota Malang Terima CSR Tugu Malang ID dan Times Indonesia, Tingkatkan Kader Melek Digital

Dwi Linda

MALANG, Tugujatim.id – Pengurus Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kota Malang menerima bantuan dana corporate social responsibility (CSR) dari ...

Khofifah.

Khofifah-Emil Silaturahmi ke Rumah Jokowi usai Retreat di Magelang, Ini Isi Petuahnya!

Dwi Linda

SURABAYA, Tugujatim.id – Gubernur dan Wakil Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak usai mengikuti retreat di Magelang, Jawa Tengah, ...

Pelaku mutilasi wanita asal Blitar.

Update! Pelaku Mutilasi Wanita asal Blitar dalam Koper Merah: Mulai Menyesal, Kerap Menangis saat Ingat Anak

Dwi Linda

SURABAYA, Tugujatim.id – Rohmat Tri Hartanto alias Antok, 33, pelaku pembunuhan dan mutilasi Uswatun Khasanah, 29, seorang sales promotion girl ...

Mudik gratis 2025.

Tak Ada Mudik Gratis 2025, Dishub Kota Malang Fokus Bangun Lahan Parkir di Kayutangan Heritage

Dwi Linda

MALANG, Tugujatim.id – Kabar kurang menggembirakan datang dari Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang. Pihaknya memastikan tidak menyediakan mudik gratis 2025 ...

Tempuran Mojokerto.

Kurang dari Setahun, Tempuran Mojokerto Terendam Banjir Tiga Kali

Dwi Linda

MOJOKERTO, Tugujatim.id – Wilayah Tempuran, Sooko, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, kembali terkena banjir luapan pada Jumat (28/02/2025). Banjir luapan di ...