SURABAYA, Tugujatim.id – Film dokumenter Dirty Voter masih menjadi perbincangan hangat para netizen sejak dirilis Minggu (11/2/2024). Film karya Dandhy Laksono ini telah ditonton lebih dari 3,6 juta kali dalam 24 jam sejak dirilis di akun dengan nama yang sama dengan judul film tersebut.
Dirty Vote yang mengulas dugaan kecurangan Pemilu 2024 sempat trending di media sosial X dan saat ini masih menduduki peringkat teratas dengan ulasan terbanyak. Setidaknya, 466 ribu cuitan yang ditulis oleh netizen. Beragam komentar pun memenuhi laman dengan keyword Dirty Vote.
Tidak sedikit masyarakat yang juga menggelar nobar (nonton bareng) dengan keluarga, teman, maupun kerabat. Seperti dalam cuitan beberapa netizen X berikut ini:
“Nobar Dirty Vote sama keluarga. Anak bungsu saya nyeletuk, ‘Bi, ini film action, horor, apa komedi?’ Saya jawab komedi yang ada horornya,” tulis akun @Hilmi28.
Bahkan, beredar dugaan pelarangan nobar dan diskusi film Dirty Vote yang digelar oleh suatu kelompok atas nama @salam4jari_id.
Mereka berencana melakukan nobar di Mbloc Cretive Hall pada Senin malam (12/2/2024) diduga mendadak dibatalkan oleh pihak Peruri dengan alasan yang tidak jelas.
Diketahui, Film karya Dandhy Laksono, “Dirty Vote” merupakan eksplanatori dari tiga pkar hukum Indonesia yang berbicara soal dugaan kecurangan Pemilu. Mereka adalah Bivitri Susanti, Feri Amsari, dan Zainal Arifin Mochtar.
Beberapa instrumen yang dibicarakan dalam film dokumenter Dirty Vote adalah penggunaan kekuasaan untuk mempetahankan status quo berdasarkan sejumlah data dan fakta.
Sejumlah kasus yang diulas dalam film cukup merangkum proses penyelenggaraan Pemilu 2024. Mulai dari putusan Mahkamah Konstitusi perihal batas usia calon presiden dan wakil presiden, lalu bansos yang dijadikan alat politik, hingga dugaan keterlibatan KPU dan Bawaslu di beberapa daerah untuk memenangkan parpol tertentu.
Lalu, Dirty Vote juga menyinggung soal tatanan demokrasi yang hanya bukan sebatas pelaksanaan pemilu.
Reporter : Izzatun Najibah
Editor : Darmadi Sasongko