TUBAN, Tugujatim.id – Kejaksaan Negeri Tuban bersama Kantor Bea Cukai Bojonegoro memusnahkan barang bukti (BB) puluhan ribu bungkus rokok ilegal yang telah merugikan negara hingga ratusan juta rupiah.
BB tersebut merupakan bahan sitaan yang telah diputus pengadilan Negeri Tuban dan juga memiliki kekuatan hukum tetap atau inkracht.
Kepala Kejaksaan Negeri Tuban Armen Wijaya menuturkan, sebanyak 47.350 bungkus rokok ilegal ini, BB dari dua perkara yang ditangani selama setahun terakhir. Barang tersebut berasal dari Madura.
Also Read
“Rokok ilegal itu milik atas terdakwa Ilmi dan Abdul Syukur. Keduanya masuk kasus tindak pidana khusus,” ucap Armen kepada awak media pada Jumat (22/12/2023).
Pengukupan ini berawal dari hasil penyidikan Bea Cukai Bojonegoro yang penangkapannya memang di wilayah Tuban. Kemudian dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri Tuban untuk proses selanjutnya.
“Tentunya, peredaran rokok ilegal dapat berimbas pada peredaran rokok yang sudah bercukai dan pastinya dampak lainnya soal pendapatan negara,” ucap Armen.

Selain memusnahkan, puluhan ribu bungkus rokok, juga double LL sebanyak 37.808 butir, karnopen 47.696 butir, sabu-sabu 11 gram, dan beberapa barang bukti lainnya dalam kurun waktu setahun terakhir.
Sementara itu, Kepala Kantor Bea Cukai Bojonegoro Kunawi menyebutkan, memang ada peningkatan yang signifikan dalam pengungkapan peredaran rokok ilegal pada tahun ini.
Kendati demikian, pihaknya tidak mengendorkan pengawasan dan sosialisasi kepada masyarakat. Tujuannya agar bisa meminimalisasi peredaran rokok secara ilegal ini tentunya sangat merugikan negara.
“Kalau dalam tahun ini, kami berhasil mengungkap dua kasus ini. Tidak bisa dipungkiri Tuban wilayah perlintasan. Sehingga menjadi juga sasaran bagi mereka yang memiliki niatan untuk pedarkan rokok tidak bercukai,” katanya.
Writer: Mochamad Abdurrochim
Editor: Dwi Lindawati