MALANG, Tugujatim.id – Para peserta magang Batch V di Tugu Media Group (yang membawahi tugumalang.id, tugujatim.id, dan tugubandung.id) akhirnya melakukan evaluasi kinerja setelah 3 minggu menjalani peran sebagai jurnalis sekaligus content writer di lapangan. Evaluasi ini pun digelar secara gayeng dan fun di kantor Tugu Media Group, Jalan Dirgantara AI/12B, Sawojajar, Kota Malang, Selasa (28/06/2022).
Dalam evaluasi ini, Redaktur Tugujatim.id yaitu Dwi Lindawati dan Herlianto. A tak segan-segan mengupas hasil karya dari para peserta magang dari Departemen Bahasa dan Sastra Inggris Universitas Negeri Malang (UM), baik plus dan minusnya. Hal itu dilakukan agar karya para peserta juga semakin bagus sesuai kaidah jurnalistik.
Dwi Lindawati pun mengupas bagaimana membuat lead yang bagus. Sebab, sebelum dikupas tuntas, para peserta mengatakan kesusahan mengawali penulisan berita atau yang biasa disebut lead.
“Lead itu harus mengandung 5W+1H. Jangan terlalu bertele-tele atau kepanjangan karena itu adalah kunci membuat pembaca tertarik membaca berita yang kita tulis,” ujarnya tampak serius tapi santai itu pada Selasa (28/06/2022).
Menurut dia, jangan takut salah untuk membuat lead yang berbeda, tidak melulu harus yang formal. Memulainya dengan kalimat pertanyaan pun juga bisa, asal memudahkan pembaca memahaminya.
Sedangkan untuk persoalan kesusahan mencari ide, dia memberikan saran dengan cara yang mudah. Dia mengatakan, sekarang sudah zamannya informasi di media sosial yang begitu cepat. Ada banyak ide yang bisa ditemukan di sana untuk ditulis.
“Ide dari medsos itu bisa kita tulis, tapi jika soal peristiwa harus ditelusuri dengan betul. Kemudian mengonfirmasinya kepada para narasumber yang berhubungan dengan peristiwa itu. Jangan asal langsung ditulis dan disetorkan. Nanti beritanya nggak berimbang,” ujar perempuan yang pernah bekerja di media cetak selama 7 tahun itu.
Selain itu, dia juga mengatakan jangan mencari narasumber di lingkungan para peserta saja.
“Teman-teman (peserta magang, red) harus mencari yang out of the box. Jangan terpaku pada satu instansi atau lingkaran pertemanan kalian biar nggak selalu merasa ada di zona nyaman saja,” tutupnya.
Sementara itu, Herlianto A. sebagai pembimbing lapangan, memberikan evaluasinya dengan mengambil contoh-contoh berita yang dibuat oleh peserta magang. Secara garis besar, peserta magang perlu memperhatikan pengutipan sumber, menggunakan kata yang efektif, dan mengambil perspektif berbeda yang menarik. Dia menilai performa peserta magang sudah meningkat daripada sebelumnya.
“Peserta magang sudah tidak memulai lead dengan deskripsi yang monoton dan menjelaskan kronologi berita dengan runtut. Beberapa ide juga dinilai segar dan sangat menarik perhatian pembaca,” ujar pria yang pernah bekerja menjadi jurnalis di media Jawa Pos Radar Malang ini.
Dia mengatakan, hal yang wajar jika para peserta magang masih bingung bagaimana menulis itu, sulit mencari ide berita, bingung memulai lead dengan benar, ditolak narasumber untuk diwawancarai, dan beberapa berita yang tak kunjung diterbitkan. Namun, itulah pengalaman yang harus dilalui oleh jurnalis.
“Hal yang wajar karena Anda ini masih 3 minggu magang, tapi lama-kelamaan tulisannya sudah mulai bagus,” kata ayah dua anak ini.
Sesi evaluasi ini pun ditutup dengan bincang-bincang ringan antara peserta magang dan redaktur. Harapannya, evaluasi yang berisi kritik bersifat membangun ini dapat meningkatkan semangat peserta magang untuk meng-upgrade kemampuan sebagai jurnalis maupun content writer.
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugujatim , Facebook Tugu Jatim ,
Youtube Tugu Jatim ID , dan Twitter @tugujatim