Tugujatim.id – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksikan bahwa sepanjang 2023 bakal ada gerhana matahari. Tiga di antaranya dapat dinikmati di Indonesia.
Gerhana matahari adalah peristiwa yang muncul karena adanya pergerakan dinamis dari posisi matahari, bulan, dan bumi dan hanya terjadi saat fase bulan baru serta dapat diprediksi sebelumnya.
Dalam fenomena gerhana matahari, posisi matahari, bulan, dan bumi berada di satu garis yang sama. Sehingga, jika dilihat dari bumi di beberapa tempat tertentu, piringan bulan tampak lebih kecil dibanding piringan matahari. Di wilayah lain, piringan bulan terlihat memenuhi piringan matahari serta piringan bulan menutup setengah piringan matahari.
Pada puncaknya, piringan bulan akan membentuk cincin dari piringan matahari. Di mana, ketika bulan menutupi matahari, bulan akan tampak gelap di bagian dalam dan terang di bagian luar.
Sedangkan gerhana bulan adalah peristiwa ketika terhalanginya cahaya matahari oleh bumi sehingga cahaya tersebut tidak semua dapat sampai ke bulan. Gerhana bulan selalu terjadi ketika saat fase bulan purnama.
BMKG memprediksikan, gerhana akan terjadi empat kali sepanjang 2023, yakni:
1. Gerhana Matahari Hibrid (GMH) terjadi 20 April 2023, dapat diamati dari Indonesia.
2. Gerhana Bulan Penumpra (GBP) terjadi 5-6 Mei 2023, dapat diamati dari Indonesia.
3. Gerhana Matahari Cincin (GMC) terjadi 14 Oktober 2023, tak dapat diamati dari Indonesia.
4. Gerhana Bulan Sebagian (GBS) terjadi 29 Oktober 2023, dapat diamati dari Indonesia.
Untuk dapat menikmati fenomena gerhana ini, sebaiknya tidak dengan kontak mata secara langsung. Anda bisa menggunakan bantuan kacamata khusus, yang setidaknya dilapisi ND5.
Jika menggunakan bantuan teleskop, harus dilapisi filter matahari ND4.
Jika melihatnya menggunakan mata telanjang, akan berdampak kerusakan pada lensa mata. Sebab, sinar matahari yang masuk ke kontak lensa mata atau kamera tidak berfilter jadi langsung menuju pusat.