JAKARTA, Tugujatim.id – Fnatic Onic kembali menorehkan sejarah di kancah Mobile Legends Professional League Indonesia dengan menjuarai MPL Season 13. Kemenangan ini diraih setelah mengalahkan Evos Glory di babak grand final yang berlangsung seru dan menegangkan.
Pertandingan yang digelar di Jakarta International Velodrome, Pulo Gading, Jakarta Timur, Minggu (09/06/2024), menjadi ajang pembuktian kekuatan Fnatic Onic yang kini telah meraih gelar juara MPL ID selama empat kali berturut-turut.
Baca Juga: Stimulus Bakat Anak Muda, Ratusan Gen Z di Jember Ikuti Kejuaraan E-Sport Bupati Cup 2024
Dengan performa apik dan strategi yang jitu, Fnatic Onic berhasil menaklukkan Evos Glory, memastikan posisi mereka sebagai tim e-sports Mobile Legends: Bang Bang (MLBB) terkuat di Indonesia. Pertandingan ini memperlihatkan ketangguhan dan keterampilan kedua tim yang sama-sama berjuang keras untuk meraih kemenangan.
Selain kemenangan ini, Fnatic Onic dan Evos Glory akan menjadi wakil Indonesia di ajang Mobile Legends Southeast Asia Cup (MSC) yang akan diselenggarakan di Riyadh nanti. Ini adalah kesempatan emas bagi kedua tim untuk menunjukkan kemampuan mereka di tingkat internasional dan mengharumkan nama Indonesia di kancah e-sports dunia.
Fnatic Onic Esports Mendominasi Tiga Game Pertama
Onic mengambil kemenangan di game perdana grand final MPL S12 dengan skor eliminasi 11-8 dan game dengan durasi singkat sekitar 16 menit. Pada awalnya sang macan putih Evos Glory berhasil mengendalikan pertandingan berkat permainan agresif dari hero Lancelot dari Anavel, Parsha dari SANZ dan Terizla dari FLUFFY. Namun, tempo permainan berhasil dibalikkan oleh Fnatic Onic pada perebutan lord pertama dan berhasil memenangkan game pertama.
Dominasi yang dihadirkan Fnatic Onic berlanjut pada game berikutnya, di mana hero Roger dari CW dan hero Parsha dari SANZ kembali berhasil membuat strategi yang digunakan oleh Evos Glory tidak berjalan seperti yang mereka inginkan. Dan Fnatic Onic berhasil memenangkan game dengan durasi 20 menit pada skor 17-9.
Pada game ketiga, Evos mendominasi pada game in. Hero Ling yang dimainkan oleh Anavel berhasil menggendong tim Evos Glory sampai mid game. Namun, pressure yang diberikan oleh Lutpii dengan hero Masha berhasil membuat hero yang digunakan oleh tim Evos Glory menjadi sulit. Ditambah gangguan dari hero Parsha yang digunakan SANZ dan Roger dari CW, membuat game ketiga ini masih sulit bagi Evos Glory. Fnatic Onic berhasil memenangkan game ketiga ini dengan durasi 23 menit pada skor 18-11.
Evos Glory Berhasil Melawan pada Game Keempat dan Kelima
Di game keempat ini terjadi perubahan strategi dari Fnatic Onic. Di mana pada game ini CW memainkan hero Cici untuk bermain pada Goldline dan Kairi yang memainkan assasin juggler yaitu hero Ling. Namun strategi tersebut dapat dipatahkan oleh Evos Glory dengan memainkan hero Franco dari Dreams dan Paquito dari FLUFFY yang membuat Ling dari Kairi tidak bisa bermain dengan nyaman.
Game keempat ini mudah didapatkan oleh Evos Glory dengan skor eliminasi 15-5 dengan durasi waktu 16 menit. Bahkan, Fnatic Onic tidak dapat meruntuhkan satu pun turret dari Evos Glory.
Sama halnya game keempat, Evos Glory kembali menang pada game selanjutnya. Bahkan, Fnatic Onic hampir tidak mendapatkan poin kill sama sekali. Hero X-Borg yang digunakan oleh FLUFFY membuat Kairi kembali tidak bisa bermain dengan nyaman. Game berakhir dengan skor akhir 10-1 dengan durasi 22 menit 55 detik.
Fnatic Onic Kembali Bangkit
Pada game keenam ini hero-hero yang digunakan oleh Evos yang menyulitkan Onic di ban dan tidak bisa digunakan oleh Evos. Hal tersebut membuahkan hasil manis yang didapatkan oleh Fnatic Onic. Hero kaja yang digunakan oleh Dreams akhirnya tidak bisa bermain dengan nyaman pada game keenam ini. FLUFFY yang menggunakan hero Cici membuat game Fnatic Onic menjadi mudah dan bisa menang. Game ini berakhir dengan skor 10-2 dengan durasi 15 menit. Akhirnya Fnatic Onic keluar sebagai pemenangnya dan Evos Glory menjadi Runner Up.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Tugujatim.id
Writer: Aliff Muzayyin/Magang
Editor: Dwi Lindawati